Masa depan ekonomi berbasis media sosial ini masih menjadi tanda tanya. "Ekonomi berbasis konten digital memiliki fluktuasi yang sangat tinggi. Satu hari Anda bisa viral, tetapi hari berikutnya bisa hilang dari radar jika tidak konsisten," kata Samuel Hakim, seorang analis media sosial (2023). Ketergantungan pada platform seperti TikTok bisa berisiko jika tren berubah atau platform tersebut melakukan perubahan algoritma yang tidak menguntungkan bagi kreator kecil.
Namun, ada juga peluang untuk diversifikasi. "Jika warga kampung ini bisa mengembangkan keterampilan lain yang mendukung kreativitas digital, seperti editing video atau manajemen konten, mereka bisa tetap relevan meskipun tren TikTok menurun," ujar Dr. Andika Firmansyah, peneliti ekonomi kreatif (2021).
Fenomena kampung di Sukabumi yang menjadikan TikTok sebagai mata pencaharian adalah contoh nyata bagaimana teknologi bisa mengubah kehidupan masyarakat pedesaan. Namun, seperti halnya inovasi lain, fenomena ini harus diimbangi dengan kesadaran akan tantangan dan risiko yang muncul. Apakah tren ini akan bertahan lama atau hanya bersifat sementara, waktu yang akan menjawab.
Bagaimana menurut Anda, apakah TikTok sebagai mata pencaharian adalah solusi kreatif atau justru menciptakan ketergantungan baru yang berisiko? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H