Bekerja dari Rumah Bikin Stres? Ini 5 Cara Mengatasi Burnout di Era Hybrid Working!
Ketika konsep bekerja dari rumah (WFH) mulai populer, banyak yang membayangkan suasana kerja yang lebih santai, waktu fleksibel, dan kesempatan lebih banyak bersama keluarga.
Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Data dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa lebih dari 69% karyawan yang bekerja dari rumah mengalami burnout akibat beban kerja yang meningkat dan batasan antara kehidupan pribadi dan profesional yang kabur.
Perasaan lelah, cemas, bahkan apatis terhadap pekerjaan adalah gejala umum yang dialami banyak pekerja di era hybrid ini.
Ironisnya, bekerja dari rumah yang seharusnya membawa fleksibilitas justru memicu stres kronis. Lantas, apa yang menyebabkan burnout ini terjadi? Dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa mengatasi fenomena ini?
Memahami Burnout di Era Hybrid Working
Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), burnout adalah kondisi stres kronis yang tidak dikelola dengan baik, ditandai oleh kelelahan fisik dan mental, sikap negatif terhadap pekerjaan, serta penurunan performa kerja.
Penyebabnya bisa beragam, tetapi dalam konteks hybrid working, ada beberapa faktor yang kerap menjadi pemicunya:
1. Kurangnya Batasan Antara Kerja dan Kehidupan PribadiBekerja dari ruang tamu atau kamar tidur yang sama di mana kita beristirahat membuat batasan antara waktu kerja dan pribadi menjadi kabur.
Ini memicu kelelahan mental karena otak kita kesulitan memisahkan kapan harus "berhenti bekerja" dan kapan bisa beristirahat sepenuhnya.