Pendidikan Digital dan Literasi Media
Tidak hanya pengawasan, tetapi pendidikan digital juga menjadi kunci penting dalam mengatasi dampak negatif media sosial. Menurut Southeast Asia Communication Journal (2023), masyarakat yang memiliki literasi digital tinggi cenderung lebih kritis dalam menanggapi informasi di media sosial, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh hoaks atau propaganda. Oleh karena itu, pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas perlu berkolaborasi untuk mengadakan pelatihan literasi media secara masif, baik di sekolah-sekolah maupun komunitas umum.
Mengembalikan Ruang Diskusi Sehat di Media Sosial
Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah menciptakan forum diskusi online yang sehat, di mana masyarakat bisa berbagi pendapat tanpa intimidasi. Ini bisa diwujudkan dengan membuat grup-grup diskusi yang diatur oleh moderator independen, atau menyediakan ruang bagi masyarakat untuk berdiskusi dengan ahli politik dan akademisi secara langsung. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih terinformasi secara objektif dan mampu melihat suatu isu dari berbagai sudut pandang.
Tantangan di era digital tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu saja, tetapi membutuhkan partisipasi aktif dari setiap pengguna media sosial. Bagaimana pendapat Anda tentang peran media sosial dalam Pilkada 2024? Apakah menurut Anda platform ini bisa memberikan manfaat positif, atau justru lebih banyak mendatangkan masalah? Silakan tinggalkan komentar Anda di bawah dan bagikan pemikiran Anda dengan kami!
Mari kita bersama-sama menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan konstruktif untuk masa depan demokrasi Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H