Tekanan sosial dan teknologi adalah salah satu pemicu terbesar FOMO. Namun, saat pandemi COVID-19 memaksa banyak orang untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan sosial dan waktu pribadi. Kecenderungan ini terus berkembang setelah pandemi, di mana orang mulai merasa lebih nyaman dengan kegiatan yang tidak selalu melibatkan banyak orang atau eksposur publik.
Selain itu, dengan kesadaran yang lebih tinggi akan kesehatan mental, masyarakat Indonesia mulai belajar bahwa tidak selalu hadir atau terlibat bukanlah tanda kegagalan sosial, tetapi sebuah pilihan yang sehat. Kini, semakin banyak yang memilih untuk menikmati waktu berkualitas dengan diri sendiri atau dengan orang-orang terdekat, tanpa harus memikirkan apa yang dilihat orang lain di media sosial.
Beralih dari FOMO ke JOMO
Jika kamu masih sering merasa terjebak dalam FOMO, berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk mulai merangkul JOMO:
Kurangi Konsumsi Media Sosial: Ambil jeda dari media sosial untuk memberi ruang bagi dirimu sendiri. Fokus pada hal-hal yang kamu nikmati, seperti membaca buku atau melakukan aktivitas fisik.
Fokus pada Kegiatan yang Membuatmu Bahagia: Alih-alih memaksakan diri untuk mengikuti tren, pilih aktivitas yang membuatmu merasa tenang dan bahagia. JOMO bukan berarti menghindar, tetapi lebih kepada menikmati momen dengan sadar.
Belajar Menolak Undangan dengan Bijak: Tidak semua undangan atau acara harus dihadiri. Beranikan diri untuk menolak jika merasa hal tersebut tidak akan memberikan manfaat bagimu. Pilihlah momen yang benar-benar penting dan berkesan.
Ciptakan Waktu Hening: Sisihkan waktu setiap hari untuk dirimu sendiri. Meditasi, berjalan-jalan, atau sekadar bersantai dapat menjadi cara yang efektif untuk menikmati kesendirian tanpa gangguan sosial.
Sudahkah kamu merasakan peralihan dari FOMO ke JOMO dalam hidupmu? Atau mungkin kamu sedang berusaha melakukannya? Yuk, bagikan pengalaman dan pendapatmu di kolom komentar. Bagaimana caramu menikmati hidup tanpa tekanan sosial? Kami ingin tahu!