Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Kasus Bullying di Universitas Diponegoro Mengungkap Kegagalan Lingkungan Akademik Kita?

28 Agustus 2024   20:43 Diperbarui: 29 Agustus 2024   10:43 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Di Indonesia, budaya senioritas dalam banyak hal dianggap sebagai norma sosial. Dalam jurnal Cultural Psychology (2021), budaya ini sering kali memperkuat kekuasaan yang tidak seimbang antara mahasiswa senior dan junior, yang dapat membuka peluang untuk terjadinya bullying.

Senioritas yang tidak terkendali ini dapat menciptakan lingkungan yang menekan, di mana mahasiswa baru merasa dipaksa untuk tunduk pada aturan tidak tertulis yang sering kali tidak adil dan merugikan.

Bullying di lingkungan kampus, seperti yang terjadi di Undip, tidak hanya merusak mental dan emosional korban, tetapi juga mencederai prinsip keadilan sosial dan merusak citra institusi pendidikan sebagai tempat yang aman dan inklusif.

Bagaimana Kita Bisa Berubah?

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Menyelesaikan masalah bullying membutuhkan perubahan besar dalam budaya dan struktur sosial di lingkungan akademik.

Dalam studi oleh International Journal of Bullying Prevention (2023), penulis menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, mulai dari mahasiswa hingga staf pengajar, dalam menciptakan budaya kampus yang lebih mendukung dan inklusif. Universitas perlu menerapkan kebijakan yang lebih tegas dan menyediakan dukungan mental yang lebih baik untuk mencegah insiden bullying di masa depan.

Kasus ini memberikan kita semua pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga integritas dan moralitas dalam pendidikan. Kita harus mulai mempertanyakan, apakah kita sudah cukup mendukung satu sama lain di lingkungan akademik kita? Atau justru kita menjadi bagian dari masalah ini?

Apa pendapat Anda tentang budaya di lingkungan akademik kita? Apakah Anda pernah mengalami atau menyaksikan kasus bullying?

Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar dan mari kita diskusikan bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih aman bagi generasi mendatang.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun