Mohon tunggu...
Ilham Adli
Ilham Adli Mohon Tunggu... Mahasiswa - kaum proletariat

Jika Rene Descartes mengatakan cogito ergo sum yang artinya aku berfikir maka aku ada, maka aku mengatakan aku menulis maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lapar adalah Suatu Keadaan Manusia yang Paling Sakit

5 Desember 2024   07:42 Diperbarui: 5 Desember 2024   07:51 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Dari: https://images.app.goo.gl/i2Ap3K2kv2u53uAo9

Ini adalah salah satu aspek yang membuat rasa lapar begitu menyakitkan: rasa ketidakadilan yang tak tertahankan, terutama ketika mereka melihat dunia yang tampaknya dipenuhi dengan kelimpahan makanan.

Kelaparan Kronis dan Dampak Sosialnya

    Rasa lapar yang terus-menerus, atau kelaparan kronis, menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi jutaan orang di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berkembang. Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan sering menghadapi keputusan yang sulit, seperti memilih antara membeli makanan atau obat-obatan, membayar sekolah anak-anak, atau membayar tempat tinggal. 

Dalam situasi ini, rasa lapar menjadi alat penindasan yang kejam dan terus-menerus merusak martabat manusia.

    Dampak kelaparan juga meluas ke masyarakat. Kelaparan dapat menyebabkan kekacauan sosial, ketegangan di dalam komunitas, dan bahkan konflik di tingkat nasional. Ketika sumber daya pangan terbatas, orang-orang bersaing untuk mendapatkannya, yang dapat memicu perpecahan dan ketidakstabilan politik. Ini menunjukkan bahwa rasa lapar bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah kolektif yang bisa mengancam perdamaian dan kemajuan sosial.

Solusi untuk Mengatasi Kelaparan

    Untuk mengatasi masalah kelaparan, dibutuhkan pendekatan menyeluruh yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Salah satu solusi utama adalah meningkatkan akses terhadap pangan yang terjangkau dan bergizi bagi semua orang. Pemerintah dan organisasi internasional harus bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap orang, terutama kelompok yang paling rentan, memiliki akses terhadap makanan yang layak. 

Distribusi pangan yang lebih efisien dan program bantuan yang lebih efektif harus diperkuat, khususnya di daerah yang paling terpengaruh oleh kemiskinan dan konflik. Selain itu, penting untuk memberdayakan petani kecil dan memperkenalkan pertanian berkelanjutan. Memberikan pelatihan teknis, akses ke teknologi modern, serta modal bagi petani kecil dapat meningkatkan produksi pangan lokal dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap bantuan pangan dari luar.

    Mengurangi pemborosan pangan juga merupakan langkah penting dalam mengatasi kelaparan. Setiap tahun, sejumlah besar makanan terbuang sia-sia di seluruh dunia. Dengan edukasi dan kampanye yang mendorong pengelolaan makanan yang lebih baik, masyarakat dapat diajarkan untuk lebih bertanggung jawab dalam mengurangi pemborosan. 

Di sisi lain, pengembangan teknologi yang dapat memperpanjang umur simpan produk pertanian serta memperbaiki sistem distribusi juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi kerugian pasca panen.

    Masalah kemiskinan adalah salah satu akar penyebab kelaparan, dan upaya untuk mengatasinya harus mencakup peningkatan akses terhadap pekerjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang layak dapat membeli makanan yang cukup dan bergizi untuk keluarganya. Pembangunan ekonomi yang inklusif, dengan menyediakan pelatihan keterampilan dan program perlindungan sosial, dapat membantu mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kelaparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun