Manusia yang terpapar, berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan, di antaranya masalah lambung hingga kanker.
Begitupun sebaliknya meskipun tidak masuk melalui aliran air tetapi limbah elektronik yang terbuang di pesisir dalam jumlah besar, akan terakumulasi dalam tanah dan kemudian pada batas waktu tertentu akan menghasilkan senyawa beracun seperti; merkuri, timbal, litinium dan senyawa beracun lain yang dampaknya meningkatkan keasaman pada perairan dan menghambat proses-proses biologi organisme air.
Beberapa contoh konkrit yang dapat kita lihat ialah proses pembakaran kabel untuk mendapatkan logam tembaga, proses ini melepaskan asap yang mengandung dioksin atau polychlorinated dibenzo-p-dioxin/furan (PCDD/F), juga dari proses pelelehan aki bekas menghasilkan asap yang mengandung logam berat timbel (Pb).
Sementara itu dari ekstraksi dengan larutan asam, menghasilkan limbah berupa logam berat seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), khromium (Cr), cadmium(Cd) dan dioksin ke tanah juga air.
Hasil riset Muto dkk, 2012 mengkonfirmasi bahwa ibu-ibu yang bekerja di lokasi daur ulang limbah elektronik di Vietnam, diketahui bahwa air susu mereka terdeteksi mengandung PCB (polychlorinated biphenyls), Brominated flame retardans (BFR) seperti Polybrominated diphenyl ether (PBDE) dan Hexabromocyclododecane (HBCD)).
Riset serupa oleh Xing dkk, 2009, terhadap para pekerja pabrik elektronik di China dan India diketahui bahwa dalam darah mereka mengandung logam berat dan senyawa beracun seperti PCB, PCDD/F, PBDE, dan Polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dan logam berat.
Dalam konteks pencemaran global saat ini, seharusnya manusia dapat mengandalkan sistem ekologi pesisir dan laut sebagai pengendali iklim global, yang sejatinya memiliki kemampuan secara alami untuk meredam dan menetralisir dampak perubahan iklim, tetapi perlu diketahui bahwa sistem ini memiliki batas toleransi yang dapat diterima secara ekologis.
Sifat eksploitasi sumberdaya alam yang serakah oleh manusia dan aktivitas tidak ramah lingkungan mempercepat kerusakan ekosistem, penurunan nilai ekologis dan pada tahap selanjutnya berdampak secara luas pada kesehatan manusia.
Fungsi ekologi antara lain; habitat ikan, burung, crustacea, gastropoda, reptile, suplai nutrient, menjaga kestabilan pantai, mencegah abrasi, meredam gelombang pasang, sebagai areal budidaya ikan tambak, areal rekreasi dan sumber material alami untuk kesehatan dan bangunan dan nilai manfaat lain.Â
Selain itu ekosistem pesisir dan laut berperan sebagai penyerap karbondioksida (CO2) dari udara.