Hasil riset Perumal dkk, 2023 di Tamil India terhadap akumulasi metal pada berbagai jenis ikan tropis dan riset polusi di pantai utara Mesir (laut mediterania) oleh Ozden dkk, 2021, mengkonfirmasi bahwa limbah elektronik mengandung senyawa plastik dimana setiap limbah tersebut akan menguraikan zat-zat kimia secara langsung ataupun tidak langsung di udara, air dan tanah, hal ini memicu kenaikan resiko pencemaran lingkungan.
Harus dipahami bersama bahwa banyak potensi sumber daya alam di lingkungan pesisir dan laut yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Seperti habitat padang lamun (seagrass ) mangrove, dan terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem yang dapat menyuplai manfaat langsung dan tidak langsung kepada manusia.
Banyak spesies ikan karang (Epinephelus sp.), gastropoda (Thrombus sp.), bivalvia (Anadara sp.), dan kepiting (Scylla serrata) menjadikan ekosistem tersebut sebagai habitat, tempat pemijahan, mencari makan dan berkembang dari satu fase ke fase berikutnya.
Di saat yang sama kawasan pesisir dan laut juga menjadi tempat yang paling rentan karena mudah terpengaruh dari buangan limbah di daratan.Â
Produktivitas primer perairan mengalami penurunan akibat meningkatnya kegiatan pengelolaan sumber daya alam secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan daya dukung kawasan di bagian daratan, meskipun jaraknya relatif jauh dari pesisir, karena akumulasi buangan limbah masuk melalui aliran sungai (run off) menuju ke pesisir.
Semakin meningkatnya jumlah limbah elektronik seperti: Televisi, Radio, Ponsel, Pendingin ruangan, Penanak nasi, Laptop, Kulkas, Mesin cuci, Dispenser, termos listrik, catokan listrik, dan lain sebagainya, sangat dikhawatirkan semakin mengganggu kesehatan manusia dan sangat berpengaruh dalam kerusakan ekosistem, khususnya pada daerah aliran sungai hingga ke pesisir pantai.
Mirisnya banyak orang yang masih belum menyadari akan bahaya limbah elektronik jika mencemari kawasan pesisir dan laut.
Komponen berbahaya yang terdapat pada barang elektronik secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif pada ekosistem, biota perairan bahkan bagi kesehatan manusia.
Alasannya ialah konsentrasi pada komponen tersebut mengandung toxic yang dapat mencemarkan lingkungan dan merusak jaringan tubuh manusia bahkan menyebabkan berbagai penyakit berbahaya.