Mohon tunggu...
Ilham Marasabessy
Ilham Marasabessy Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen/Peneliti

Belajar dari fenomena alam, membawa kita lebih dewasa memahami pencipta dan ciptaannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengintip Sedimentasi dan Land Subsidence di Muara dan Pesisir

29 Oktober 2024   20:19 Diperbarui: 30 Oktober 2024   08:29 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengelolaan pesisir dan laut melalui integrasi sistem sosial dan ekologi (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2014)

Hal ini, karena mekanisme land subsidence tidak hanya berkaitan dengan kemampuan tanah menahan beban material bangunan besar dan banyak di atasnya, namun juga sangat berhubungan dengan karakteristik tanah dan batuan, tingkat eksploitasi air tanah secara berlebihan, gempa yang merusak struktur tanah, ketidakstabilan bidang tanah dan kontur tanah yang secara alami telah terbentuk.

Umumnya fenomena ini sering terjadi pada kawasan pesisir, terutama pada wilayah yang struktur tanahnya labil dengan tingkat porositas pasir yang tinggi. Dampaknya dapat menyebabkan berbagai kerugian, seperti banjir, intrusi air laut, dan perubahan aliran sungai.

Penurunan permukaan tanah berdampak terhadap kerusakan pesisir (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2023)
Penurunan permukaan tanah berdampak terhadap kerusakan pesisir (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2023)

Fakta menariknya ialah, kecenderungan kejadian land subsidence di kawasan pesisir dapat terjadi lebih cepat dan meningkat jika terdapat aktivitas pengerukan atau penambangan tanah/sedimen/pasir, sebagai material laut yang berproses mengikuti siklus alam.

Semakin massif dan intensif proses pengerukan lahan pesisir untuk pengambilan sedimen atau pasir laut, maka semakin mempercepat tekanan lahan pesisir untuk kehilangan kestabilan tanah atau ambles, dan pada waktu tertentu dapat berdampak pada penurunan tanah yang sulit untuk dihindari.

Konsekuensi yang harus diterima ialah wilayah kota pesisir menjadi sangat rentan terhadap kerusakan dan kehilangan daratan.

Dampak land subsidence tidak hanya secara ekologi melainkan juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi.

Penurunan permukaan tanah menyebabkan terjadi kerusakan ekologi, sebagian ekosistem mangrove yang seharusnya tidak terendam air laut akhirnya rusak karena terendam secara permanen, merubah siklus kehidupan biota pesisir dan laut, berdampak terhadap ketersediaan nutrient dan berpengaruh luas terhadap siklus iklim global.

Sedangkan secara sosial dan ekonomi, fenomena ini dapat mengganggu industri pesisir (pabrik perikanan dan pariwisata), menghambat usaha khususnya budidaya tambak ikan dan udang, penurunan nilai estetika kota pesisir, kehilangan infrastruktur jalan di pesisir, mengganggu jalur transportasi, dan pada kondisi ekstrim terjadi kehilangan daratan selamanya karena tenggelam.

Pengelolaan dan Implikasi Eksploitasi Sedimen Pesisir

Upaya eksploitasi material pesisir (sedimen maupun pasir laut) secara komersial dalam skala besar untuk kebutuhan ekspor dapat menjadi ancaman ekologis sekaligus sosial di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun