Sejak zaman dahulu, penduduk Kepulauan Arar telah berinteraksi satu sama lain dengan wilayah terkoneksi melalui hubungan sosial, ekonomi, dan sumber daya alam. Namun dalam beberapa dekade terakhir, keterlibatan ini semakin tinggi didorong oleh tuntutan perdagangan. Industri perikanan dan jasa kelautan, merupakan kegiatan ekonomi utama yang dilakukan penduduk Pulau Arar. Sebelum pembentukan KEK Sorong, nelayan secara personal atau kelompok kecil dalam keluarga melakukan perdagangan hasil laut dengan cara menjualnya di pasar Kota Sorong melalui jalur laut dengan biaya yang tinggi, hal ini berdampak pada rendahnya tingkat pendapatan islanders Arar. Namun sejak aksesibilitas wilayah Kabupaten Sorong terbuka berkat pembangunan jalan nasional di KEK Sorong, dinamika tersebut berubah, masyarakat cenderung menjual hasil laut di Kota Aimas dan wilayah terkoneksi lain di Kabupaten Sorong. Selain itu konektivitas Kampung Arar sebagai wilayah kepulauan menjadi lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa melalui jalur darat. Kontribusi lain dengan adanya KEK Sorong ialah mendorong kerjasama saling menguntungkan antara perusahan dengan masyarakat Kepulauan Arar dengan cara  membeli 2 ton hasil perikanan mereka setiap bulan yang diperuntukan untuk konsumsi karyawan perusahan.  Melalui kemudaan aksesibilitas dan transportasi penduduk Arar dan sekitarnya telah mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan yang layak melalui ketersediaan sekolah yang memadai hingga kemudahan akses pendidikan pada Perguruan Tinggi, layanan kesehatan, peribadatan, akses perbankan dan pasar. Harus diakui bahwa bonus demografi digerakkan oleh struktur masyarakat dan dipengaruhi oleh aspek pendidikan, kesehatan, kebijakan perekonomian, dan dukungan pemerintah. Untuk itu kebijakan Pemerintah Pusat melalui Kemendagri RI yang berencana mencabut status KEK Sorong, sebaiknya dapat dipikirkan kembali, peninjauan aspek sosial yang didasarkan pada psikologi masyarakat lokal dalam KEK Sorong yang telah berjalan selama ini perlu menjadi pertimbangan. Upaya pengembangan KEK Sorong sebaiknya tidak hanya berfokus pada industri perkapalan, agroindustri, pertambangan dan logistik non ekstraktif melainkan dapat mengintegrasikan industri logistik ekstraktif dalam bidang perikanan juga sumberdaya pesisir dan laut, selain itu dapat dikembangkan untuk industri pariwisata bahari yang cenderung bersinergi positif dengan aktivitas masyarakat lokal di sekitar kawasan. (imfb)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H