Mohon tunggu...
Ilham Marasabessy
Ilham Marasabessy Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen/Peneliti

Belajar dari fenomena alam, membawa kita lebih dewasa memahami pencipta dan ciptaannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Perikanan UM Sorong Meningkatkan Kompetensi Keilmuan Melalui Praktik Lapangan Terpadu di Pulau Kecil

6 November 2022   01:43 Diperbarui: 6 November 2022   01:51 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren perubahan paradigma masyarakat saat ini dalam memahami peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik sering dikaitkan dengan mutu human resources, dapat dipahami bahwa material resources tidak dapat bermanfaat secara optimal tanpa adanya human resources yang handal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan pendidikan ditentukan oleh sumber daya manusia yang profesional, berkualitas dan mempunyai komitmen yang tinggi dalam bidang keilmuan yang dipelajari.

Salah satu cara untuk meingkatkan kompentesi mahasiswa sebagai bekal keilmuan dan mendukung produktifitasnya di dunia kerja dilakukan melalui kegiatan praktek lapangan. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses akademik yang berorientasi pada bentuk pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi diri (soft skill) melalui elaborasi materi secara teoritis dalam kelas dan implementasi keilmuan di lapangan secara langsung. Setelah mengikuti praktek lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

Menyikapi hal tersebut maka Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) sebagai salah satu jurusan yang berorientasi pendidikan eksakta (science) meresponnya melalui kegiatan praktek lapangan. 

Kegiatan ini sejatinya merupakan mata rantai dalam proses akademik  mendukung pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang mana telah dilakukan setiap semester sebelum pemberlakukan kebijakan kurikulum MBKM ditahun 2020. Praktek lapangan keilmuan pada bidang kelautan dan perikanan (marine and fisheries) menjadi suatu kewajiban dalam upaya meningkatkan kompetensi dan keahlian, juga melatih mahasiswa untuk mampu menganalisis permasalahan (problem solving), berpikiri kritis dan rasional sekaligus adaptif dengan segala perubahan lingkungan alam dan sosial kemasyarakatan khususnya pada daerah pesisir dan kepulauan, salah satunya di wilayah Papua Barat.

Mahasiswa Perikanan UNAMIN, merupakan komunitas intelektual yang paling dekat dengan lingkungan pesisir, laut dan pulau kecil di Papua Barat. Itu artinya bahwa keilmuan yang dipelajari oleh mahasiswa perikanan saling terintegrasi antara aspek ekologi, sosial, ekonomi dan budaya coastal and marine science, hal ini menjadi modal besar untuk mengurai setiap persoalan yang muncul di sektor tersebut.

Sulit untuk dipungkiri kerusakan ekosistem di wilayah pesisir, laut dan pulau kecil terus mengalami peningkatan dan menjadi isu global terutama pada negara-negara Kepulauan, Pulau dan Negara Pantai di penjuru dunia, termasuk Indonesia yang merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Pesisir dan pulau kecil menjadi kawasan yang paling rentan terjadi kerusakan, seperti; abrasi pantai, kerusakan terumbu karang, padang lamun dan hutan mangrove secara alami dan semakin parah karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Padahal ketersediaan sumberdaya alam pada kawasan ini harusnya menjadi potensi unggulan yang dapat dikembangakan untuk kesejahteraan masayarakat Indonesia.

Dalam upaya mewujudkan peningkatan kompetensi keilmuan mahasiswa dan perlindungan terhadap ekosistem pesisir, laut dan pulau kecil di Papua Barat, maka Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah Sorong (UNAMIN) pada Program Studi Menajemen Sumberdaya Perairan (MSDP) dan Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan (PHP), melaksanakan Praktek Lapangan Terpadu, melalui elaborasi mata kuliah, Ekologi Perairan, Konservasi Sumberdaya Perairan dan Ekowisata Perairan bertempat di Pulau Yerusel Arar Kabupaten Sorong pada Sabtu 29 Oktober 2022.

Sebagai pelaksana kegiatan ini Ilham Marasabessy, S.Pi M.Si sekaligus menjadi dosen pengampu pada ketiga mata kuliah tersebut menjelasjan bahwa "Praktek Lapangan Terpadu yang dilakukan melibatkan mahasiswa pada semester tiga dan tujuh yang dibagi pada empat ekosistem yaitu, ekosistem hutan mangrove (mange-mange), pantai berpasir, padang lamun dan terumbu karang".  

Kegiatan ini bertujuan "Untuk lebih mendekatkan mahasiswa dengan ekosistem pesisir dan laut. Selain itu, mahasiswa juga dapat mempelajari kehidupan organisme dan hubungan interaksinya di habitat alami, juga mengamati faktor biologi, kimia dan fisika oseanografi serta keberadaan sumberdaya alam pada masing-masing ekosistem tersebut melalui pengambilan data kualitas perairan laut, pengukuran parameter biogeofisik pulau kecil dan identifikasi sumberdaya alam" Ungkap Marasabessy.

Luaran dari kegiatan praktek ini ialah dalam bentuk laporan praktek mahasiswa yang berisikan hasil pengamatan, pengukuran dan analsisi terhadap setiap data yang diperoleh berkaitan dengan ekosistem pesisir, laut dan pulau kecil. Antusias mahasiswa dalam kegiatan ini sangat besar, selain menjadi sarana edukasi, kegiatan ini juga sekaligus menumbuhkembangkan rasa kepekaan sosial di antara setiap mahasiswa dan solidaritas melalui kerjasama tim dalam setiap kelompok.

Hal ini disampaikan oleh Elfa Adi, dan Fitriyani Mahad mewakili mahasiswa pada ekosistem pantai berbasir dan padang lamun, bahwa melalui praktek lapangan terpadu mahasiswa dapat melihat pemandangan bahwa laut yang indah, mamahami garis pantai, tumbuhan air (padang lamun) dan ekologi pesisir pulau pasir putih dari dekat. Pesan yang disampaikan semoga selain menjadi objek wisata bahari, kedepannya pulau pasir putih bisa lebih di perhatikan untuk menjadi lokasi praktek mahasiswa pada mata kuliah lain.

Tak jauh berbeda Maklon Wawiyai sebagai ketua kelompok pada ekosistem mangrove, menyampaikan kesannya bahwa, "Pulau pasir putih merupakan salah satu pulau kecil di Kabupaten Sorong yang eksotik. Memiliki ekosistem mangrove yang unik karena tumbuh sepanjang pesisir, terpusat di bagian utara dan barat daya, didominasi oleh jenis mangrove sejati. Untuk itu dia berharap melalui praktek terpadu ini dapat memberi motivasi kepada mahasiswa perikanan UNAMIN dan kaum muda lainnya untuk terus menjaga/konservasi mangrove sebagai salah satu ekosistem yang berperan mencegah terjadinya abrasi pantai".

Tanggapan lainnya disampaikan juga oleh mahasiswa perwakilan ekosistem terumbu karang, menurut Nella Ayomi, "Mmahasiswa perikanan akan tumbuh menjadi harapan bangsa dan masyarakat pesisir, menjadi generasi muda yang berperan untuk menjaga ekosistem laut (terumbu karang). Hasil pengamatan visual dan informasi awal diketahui ekosistem terumbu karang pada beberapa spot kawasan pulau pasir putih telah mengalami tekanan pemanfaatan dengan cara yang tidak bertanggung jawab (bom ikan) kondisi ini telah terjadi sejak lama, namun membekas sampai sekarang, tentunya sangat disesalkan karena keindahan bawah laut ini menjadi berkurang, untuk itu harapnya semoga kedepan ada upaya perbaikan untuk mengembalikan fungsi ekosistem tersebut.

Pada akhir praktek lapangan terpadu Marasabessy menyampaikan "Perlu menjadi perhatian bersama bahwa wilayah pesisir, memiliki lebih dari satu sistem ekologi terintegrasi dengan sumberdaya alam, kesehatan ekologi pesisir sangat ditentukan oleh faktor eksternal dari daratan dan laut. Ekosistem pesisir dapat bersifat alami ataupun buatan (man-made). Ekosistem alami yang terdapat di wilayah pesisir antara lain adalah terumbu karang (coral reefs), hutan mangrove, padang lamun (sea grass), pantai berpasir (sandy beach), formasi pescaprea, formasi baringtonia, estuari, laguna dan delta, di dalam ekosistem pesisir tersebut terdapat aspek sumber daya manusia, khususnya masyarakat lokal.

"Untuk itu harapannya melalui Praktek Lapangan Terpadu Mahasiswa Fakultas Perikanan UNAMIN tahun 2022, selain dapat meningkatkan pengalaman, ketrampilan dan penguasaan metode praktek, juga dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri dan cinta pada keilmuan perikanan dan kelautan sehingga secara proaktif bersama-sama dengan komunitas lain bisa bersinergi untuk melindungi, melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumberdaya alam pesisir, laut dan pulau kecil di Papua Barat". Tutup Marasabessy. (imfb).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun