Tapi, kita tidak bisa menutup mata dengan kesimpang-siuran yang terjadi, serta sistem Pendidikan yang diubah bukan karena kebutuhan masyarakat akan tetapi karena kehendak yang berwenang semata.
Seorang psikolog bernama Kurt Lewin mengatakan, sebuah proses pembelajaran akan berhasil jika melibatkan tiga aspek dalam diri manusia. Aspek pertama disebut dengan aspek kongnitif yang berisikan pengetahuan. aspek kedua disebut dengan aspek afektif, dimana pembelajaran juga harus melibatkan sikap emosi. Yang terakhir adalah aspek psikomotrik, di mana setiap pembelajaran harus langsung dilakukan atau dialami oleh peserta belajar.
Jika proses pembelajaran lebih mengutamakan aspek kongnitif saja, diberikan pengetahuan  yang melimpa ruah dan diceramahi terus menerus serta tidak diberi kesempatan untuk mempraktikkan apa yang mereka pelajari, siswa akan menjadi muak dan bosan. sehingga pelajaran yang paling mereka sukai adalah ketika guru mengatakan "Hari ini ada rapat dengan kepala sekolah, kalian boleh pulang," pernyataan itu akan disambut dengan teriakan oleh siswa.
Malcom  S. Knowles yang pernah menjadi Direktur Eksekutif  Adult Education Association of the  United States of Amerika mengatakan, orang hanya akan mengingat 20% saja dari apa yang dipelajarinya jika ia hanya mendengarkan, orang akan mengingat sekitar 40% dari apa yang dipelajarinya ketika ia melihat langsung pelajaran tersebut, dan orang akan mengingat 80% jika dia melakukan sendiri apa yang dipelajarinya, dan hal itu dilakukan berulang-ulang.
jadi wajar saja orang tidak akan pernah lupa tentang pelajaran mengendarai sepeda motor karena dia melakukan langsung dan berulang-ulang, wajar juga siswa dengan mudah melupakan pelajaran disekolah jika dia hanya mendengarkan ceramah dari gurunya secara terus-menerus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H