Bila kesejahteraan itu tercapai maka pastinya tidak ada kesenjangan di ruang masyarakat dan akan menjadikan hidup makmur, aman, sentosa. Yang artinya sebuah kesejahteraan ini 1 kata sederhana namun dibalik kata itu terdapat berjuta makna dampak positif yang dialami oleh rakyat.
Namun, kembali lagi bahwa untuk mewujudkan tujuan  tersebut perlu sifat kepemimpinan sebagai kontribusi dalam proses mencapai tujuan. Sifat kepemimpinan yang rentan terjadi tidak dimiliki oleh pemimpin di sumatera selatan dan menghantui rakyat provinsi sumatera selatan yaitu sifat Kejujuran. Sama seperti yang dikatakan oleh George R.Terry bahwa kejujuran merupakan salah satu dari 10 sifat penting yag harus dimiliki oleh pemimpin.
Sifat kejujuran yang tidak dimiliki oleh sebagian pemimpin sumatera selatan dan menghantui rakyat provinsi sumatera selatan terbukti dalam kronologis masa terdapat pemimpin provinsi sumatera selatan yaitu Gubernur di tangkap akibat korupsi. Sebuah tindakan yang menghilangkan sifat kepemimpinan yaitu kejujuran dalam mengemban amanah sebagai gubernur.
Bukti kronologis masa tersebut yaitu terjadinya kasus korupsi suap alih fungsi hutan lindung Pantai Air Telang menjadi pelabuhan tanjung api-api yang dilakukan oleh Gubernur Sumsel ke-13 periode 2003-2008 berinisial SO.Â
Tidak berhenti pada gubernur ke-13 itu saja, baru-baru ini gubernur ke-15 periode 2008-2013 dan 2013-2018 berinisial AN dijadikan tersangka pada 2 kasus sekaligus dalam seminggu oleh Kejati Sumsel. Yang pertama atas dugaan korupsi pembelian gas bumi oleh BUMD (PDPDE) Pemprov Sumsel periode 2010-2019. yang kedua atas dugaan korupsi pembuatan masjid sriwijaya, palembang.
Dua mantan pemimpin provinsi sumatera selatan dengan periode yang berurutan tersandung sebuah kasus korupsi yang dilakukan ketika menjabat dahulu. Sungguh merupakan peristiwa yang menghantui rakyat sumsel, peristiwa ini akan semakin membuat rakyat skeptis terhadap pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.
Mungkin diatas sudah cukup menjawab atas kondisi krisis pemimpin di provinsi sumatera selatan. Pastinya harapan besar ketidakjujuran ini tidak terulang kembali di tanah sriwijaya sumatera selatan.Â
Saat ini perbaikan atas krisis pemimpin yang terjadi di sumatera selatan harus diutamakan, merupakan tugas besar bagi kita semua rakyat terutama bagi para pemuda sebagai estafet kepemimpinan bangsa.Â
Pembentukan etika dan moral yang baik untuk menghasilkan sifat kepemimpinan yang baik perlu dilatih dari pendidikan dasar, lingkungan, keluarga, dan upgrade nilai kerohanian.Â
Pada akhirnya kita harus bekerjasama baik itu orang tua, guru dan semuanya untuk membentuk sifat pemuda yang berintegritas sehingga menghasilkan pemimpin yang jujur dan amanah. Bila kejujuran itu tertanam kuat pada pemimpin maka akan berdampak terhadap terwujudnya Kesejahteraan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H