Gambar 6. Pie Chart Pendapat Responden Seberapa Sering Media Indonesia Membahas Konflik Laut China Selatan
Menurut hasil survei, terlihat bahwa media di Indonesia kurang sering/aktif menyebarkan informasi mengenai topik konflik Laut China Selatan. Hal ini menjadi tugas media Indonesia untuk aktif memberikan informasi faktual dan akurat kepada masyarakat. Karena berdasarkan data yang dikumpulkan, terdapat 41,5% mayoritas responden menjawab jarang menerima isu konflik Laut China Selatan dari media Indonesia. Padahal diharapkan dari media Indonesia, informasi yang sesuai fakta dan akurat dapat mengedukasi masyarakat agar terhindar dari informasi propaganda.
- Dari isu yang ada baca, seberapa yakin anda narasi tersebut asli dan bukan propaganda semata?
Gambar 7. Pie Chart Pendapat Responden Terhadap Narasi Konflik Laut China Selatan Yang Mengandung Propaganda
Dari hasil survei menurut responden Aparatur Negara, terlihat bahwa sebesar 43,6% responden mengatakan narasi pada berita terkait isu konflik Laut China Selatan berisi propaganda. Hal ini menunjukan sangat terbukanya informasi dari berbagai media tanpa ada filterisasi yang masuk kepada semua kalangan masyarakat. Kemudian terdapat 31,9% responden mengatakan ketidaktahuan terhadap keaslian dari narasi berita tersebut, sehingga bisa dibilang tidak terdapat crosscheck keaslian narasi berita dari pembaca pada media sosial maupun media massa. Dampaknya, akan dengan mudah narasi palsu berisi propaganda mempengaruhi pembaca.
Pada kenyataannya beberapa media China seperti Xinhua Group, China News Network Corporation (CNC), China Central Television (CGTV), China Daily dan Global Times memberikan berita yang disusupi propaganda berkaitan dengan konflik Laut China Selatan (Cook, 2020).
- Seberapa sering lingkungan anda membahas konflik Laut China Selatan?
Gambar 8. Pie Chart Seberapa Sering Lingkungan Responden Membahas Konflik Laut China Selatan
Pertanyaan ini menggunakan skala 1 sampai 4. Artinya, 1 merupakan skor terendah berarti tidak pernah ada bahasan di lingkungan responden sebagai Aparatur Negara dan 4 berarti lingkungan responden sangat sering membahas isu tersebut. Berdasarkan data yang dikumpulkan, 47,9% responden merasa tidak pernah sama sekali lingkunganya membahas konflik Laut China Selatan, diikuti 35,1% responden merasa jarang terjadi pembahasan dilingkungannya. Kemudian sisanya diikuti 11,7% responden lumayan sering adanya pembahasan dan 5,3% sering terjadi pembahasan dilingkungan responden.
Hal ini menunjukan lingkungan Aparatur Negara baik ASN, TNI atau Polri kurang "melek" dalam isu konflik Laut China Selatan, padahal kesadaran dan perhatian terhadap isu konflik Laut Cina Selatan di lingkungan Aparatur Negara sangatlah penting sehingga para Aparatur Negara mampu berkontribusi sesuai bidangnya dalam menangani isu tersebut.
- Menurut anda, apa yang bisa kita lakukan sebagai Warga Negara Indonesia akan isu geopolitik ini