Mohon tunggu...
INA X THE JOURNALISM
INA X THE JOURNALISM Mohon Tunggu... Jurnalis - The Journalism

Mari kita kupas berita bersama Journalis~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gelanggang Buku: Hari Buku Nasional Versi PKI Berlawanan dengan Masa Orba

23 Mei 2024   00:00 Diperbarui: 23 Mei 2024   00:09 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Journalism 2024

Jajasan Pembaruan yang dimana salah satu penerbit yang terang-terangan menyebut dirinya penerbit kiri revolusioner-progresif. Penerbit Jajasan Pembaruan didirikan oleh musyawarah dari para pendiri PKI seperti D.N. Aidit, Njoto, dan kawan-kawan. 

Acara Gelanggang Buku II (1959)

Pada acara perhelatan yang kedua, diikuti oleh sekitar 16 peserta (penerbit) yang turut serta masing-masing penerbit memiliki produk andalannya sendiri-sendiri. Seperti penerbit Soeroengan mengandalkan tulisan Prof. Soekanto, yakni yang berhubungan dengan Diponegoro-Sentot. Ada yang tak kalah menarik juga dari penerbit Djambatan yang mengandalkan karya Ajip Rosidi yang berjudul Tjerpen Indonesia dengan karya dari Slamet Muljana yang berjudul Politik Bahasa Nasional. Penerbit Jajasan Pembaruan tampil dengan produk andalannya yakni Pilihan Tulisan D.N. Aidit Djilid I yang tebalnya mencapai 450 halaman. Buku-buku seperti ini lah yang menghiasi pada acara Gelanggang Buku.

Sebelum acara Gelanggang Buku II dibuka, Jajasan Pembaruan mengemukakan dalam surat kabar Harian Rakjat dimana, perhelatan ini menjadi perhelatan arena konfrontasi dua kebudayaan yang berbeda antara kapitalis dengan kebudayaan sosialis yang menjadikan semacam perang ideologi dalam pameran buku.

Jajasan Pembaruan yang di organisir dari golongan Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak pernah absen dari acara Gelanggang Buku ini. Bahkan di Acara Gelanggang Buku II mereka memasokkan karya-karya tunggal terjemahan klasik seperti Karl Marx, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin.

Disini Jajasan Pembaruan mengklaim stand mereka termasuk stand terbesar dan paling menarik pengunjung. Stand terbesar dari para penerbit yang lain seperti Soeroengan dan Djambatan. Sisanya stand terbesar kedua diisi oleh Gunung Agung, Indira, Pembimbing dan Pembangunan. Sedangkan Bulan Bintang (Penerbit yang dekat dengan Partai Masyumi) dan Pustaka Rakjat (Penerbit yang dekat dengan PSI) yang hanya memiliki stand-stand terkecil.

Acara Gelanggang Buku III (1960)

Di acara perhelatan Gelanggang Buku III diikuti oleh 16 peserta yang diisi oleh penerbit dan toko buku. 

Acara Gelanggang Buku IV (1961)

Seiring perhelatan tahunan ini, semakin berkurang dari para atensi publik hingga para peserta penerbit. Di acara Gelanggang Buku IV hanya diikuti oleh sebanyak 13 peserta. 

Pada tahun 1962 sempat tidak terlaksana, karena situasi krisis penyebabnya. Acara Gelanggang Buku digantikan oleh bursa buku yang hanya diikuti oleh sejumlah penerbit kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun