Dewasa ini, teknologi bagaikan jantung kehidupan manusia. Teknologi pada masa kini mengisi setiap ruang-ruang kehidupan, segala aspek dalam kehidupan manusia di isi oleh teknologi. Mulai dari ekonomi, budaya, pendidikan bahkan agama.Â
Masa kini, orang tidak perlu repot-repot membawa Al-Quran cetak. Mereka hanya perlu membawa ponsel pintar atau smartphone mereka yang didalamnya tersedia aplikasi untuk membaca Al-Quran, bahkan jika ingin sholat dan tidak tahu arah kiblat, kita hanya perlu membuka aplikasi menemukan posisi kiblat yang tepat.
Kemudahan-kemudahan yang disajikan oleh teknologi ini, memberikan manusia akses yang begitu mudah dan cepat, khususnya dalam ranah media. Orang-orang bisa mengetahui kondisi terkini suatu negara hanya dengan berselancar di dunia maya, seseorang bisa saja merasakan apa yang sedang terjadi di Ukraina saat ini, dan dalam asumsi dasar McLuhan hal itu disebut sebagai global village. (Grifiin, E. A, 2011)
Terlihat memang bagaimana media dan teknologi berkembang begitu pesat, pada tahun 1990 mungkin kebanyakan orang berfikir bahwa mustahil untuk mendapatkan informasi yang begitu cepat. Orang-orang menunggu kabar terbaru melalui berita yang disiarkan secara periodik, begitupun juga koran yang mereka baca.Â
Kedua hal tersebut pada zamannya menjadi pegangan informasi bagi masyarakat, jadi jika ingin mendapatkan informasi mereka harus mengakses kedua hal tersebut.
Berbeda dengan masa kini, masa kini orang-orang didunia hanya perlu memiliki ponsel pintar dan internet untuk mengakses berbagai jenis media. Mulai dari media audio, visual, atau bahkan audio visual. Tentunya asumsi dan pendapat kebanyakan orang akan menilai bahwa tentu dengan proses perkembangan teknologi yang begitu pesat serta akses yang mudah, akan membuat seseorang semakin pintar.
Namun menarik melihat bagaimana pandangan Nicholas Carr (2008) dalam artikelnya berjudul "is google making us stupid?". Carr dalam artikelnya menceritakan hal sebaliknya dari penggunaan teknologi. Ia menjelaskan bahwa dirinya dan teman-teman sesama pengguna internet yang sering berselancar di website, merasa kesulitan untuk fokus membaca sebuah buku atau tulisan.Â
Pada waktu tulisan ini diunggah oleh Carr, memang belum terdapat banyak penelitian mengenai efek penggunaan internet pada fungsi kognitif. Namun didalam artikel yang ditulis oleh Carr, Maryanne Wolf seorang psikolog mengkhawatirkan hal ini.Â
Wolf mengatakan bahwa gaya membaca web yang efficiency and immediacy akan melemahkan kemampuan manusia dalam membaca sesuatu lebih dalam. Hal ini memang terjadi, mengutip Tarawneh (2020) penelitian terbaru menyatakan bahwa penggunaan internet terlalu lama, nyatanya dapat memberikan efek kepada fungsi kognitif, terutama kepada memory jangka pendek.
Selain itu dalam tulisanya yang berjudul "five Things We Need to Know About Technological Change," Neil Postman juga menuliskan bahwa ada 5 hal buruk dari kemajuan teknologi yakni:
- Trade-off
- Tidak Terdistribusi Merata
- Pandangan Bersifat Abstrak
- Perubahan yang Ekologis
- Media Cenderung Menjadi Mitos.
Fenomena perkembangan teknologi informasi ini sangat menarik untuk dibahas dari berbagai sisi, karena memang perkembangan teknologi informasi sudah membawa manusia ketitik puncak informasi, yang mana aksesnya bisa didapat dengan mudah.Â