Mohon tunggu...
Ilham Fadillah
Ilham Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merdeka Belajar, Kampus Merdeka sebagai Solusi Ketertinggalan Perguruan Tinggi di Indonesia

1 Juni 2022   22:21 Diperbarui: 1 Juni 2022   22:24 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini persaingan negara-negara semakin ketat untuk mencapai kemakmuran, kita dapat melihat bagaimana negara-negara maju seperti Amerika, Rusia, Tiongkok dan Inggris bersaing untuk menjadi negara nomor satu. Bukan hanya disatu sektor, persaingan ini terjadi dibeberapa sektor mulai dari perdagangan, teknologi dan juga pendidikan.

Selain sektor perdagangan dan ekonomi, dibawahnya ada sektor yang turut ambil bagian besar dalam majunya sebuah bangsa, yakni sektor pendidikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam acara Rapat Kerja Nasional Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Sri Mulyani dalam rapat tersebut menegaskan bahwa peran pendidikan tinggi di Indonesia sangat vital untuk menentukan kemampuan bangsa Indonesia, agar bisa menciptakan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia kedepannya. Kemudian beliau juga menegaskan bahwa pendidikan tinggi yang mampu mencetak anak-anak dengan kemampuan tinggi, nantinya akan dapat menciptakan kemajuan disegala bidang.

Dari pernyataan Kemenkeu pada acara tersebut dapat disimpulkan bahwa Perguruan Tinggi adalah sebuah kunci vital bagi majunya sebuah negara, hal ini dikarenakan apa yang dihasilkan dari Perguruan Tinggi yakni anak-anak muda potensial yang dapat membangun bangsa, akan selalu memiliki keterkaitan dengan kemajuan bangsa dimasa yang akan datang.

Melihat keterkaitan Perguruan Tinggi dan kemajuan sebuah bangsa, menarik jika dilihat dari skala pengukuran yang relevan yakni daftar peringkat universitas terbaik di dunia. Daftar 100 kampus terbaik dunia ini dikeluarkan oleh Moscow International University Rangking pada tahun 2021. Dari daftar yang dikeluarkan, dapat dilihat bahwa negara-negara majulah yang paling banyak menempatkan Perguruan Tingginya pada daftar tersebut. Contohnya seperti Amerika Serikat dengan 45 Perguruan Tinggi, Inggris dengan 12 Perguruan Tinggi, China dengan 7 Perguruan Tinggi dan Rusia dengan 4 Perguruan Tinggi. Dari sini kita dapat melihat bagaimana keterkaitan kemajuan sebuah negara, dengan kualitas Perguruan Tingginya.

Masalah Perguruan Tinggi di Indonesia

Setelah melihat penjelasan diatas, masalah kemudian muncul yang berkaitan dengan Perguruan Tinggi di Indonesia. Indonesia belum dapat dikategorikan sebagai negara maju, karena memang dari berbagai sektor Indonesia belum mampu bersaing ditingkat internasional, khususnya dalam hal sumber daya manusia atau SDM. SDM Indonesia dapat dikatakan kurang memadai, dan belum bisa dikelola dengan optimal.

Menyoal Perguruan Tinggi, pemeringkatan universitas-universitas di dunia oleh Times Higher Education tahun 2021 menempatkan Universitas Indonesia sebagai universitas dengan rangking tertinggi di Indonesia. Namun kenyataan pahitnya adalah Universitas Indonesia sebagai Universitas terbaik di Indonesia, nyatanya hanya mampu bertengger di posisi 867 dalam peringkat universitas seluruh dunia. Bahkan di Asia saja Universitas Indonesia tidak mampu menembus peringkat 100 teratas, dan hanya berada pada peringkat 171. Masih kalah jauh dengan negara tetangga Singapura, yang memiliki 2 Perguruan Tingginya pada peringkat 10 teratas di Asia.

Secara keseluruhan dari hasil yang dikeluarkan oleh THE World University Rangkings pada tahun 2021, Indonesia memasukan 9 Perguruan Tingginya kedalam daftar tersebut. Namun yang perlu diperhatikan lebih detail adalah peringkat Perguruan Tinggi itu sendiri, karena hanya Universitas Indonesia saja yang berhasil masuk dalam peringkat 1.000 teratas, sementara perguruan lainnya seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Brawijaya dan yang lainnya berada pada peringkat 1.000 keatas.

Dari daftar yang disampaikan diatas, dapat dilihat bagaimana Perguruan Tinggi di Indonesia seperti "ketinggalan kereta," dari perguruan-Perguruan Tinggi lainnya didunia, atau bahkan di Asia.

MBKM Sebagai Solusi

Dilansir dari laman Kampusmerdeka.kemendikbud.go.id, latar belakang MBKM sendiri adalah merupakan bentuk dari penyiapan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat. Proses pembelajaran MBKM atau Kampus Merdeka ini sendiri adalah merupakan perwujudan dari pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa yang sangat esensial. Penciptaan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang dan sesuai dengan kebutuhan manusia adalah bentuk nyata dari program ini. Dengan begitu Program Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka ini diharapakan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi agar dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat.

Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka juga menjadi harapan dan solusi agar kedepannya Perguruan Tinggi di Indonesia dapat menaikan peringkat mereka di dunia, seiring dengan pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi yang dapat terelalisasikan. Dengan Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka sebagai supporting system untuk tercapainya IKU, maka dampak yang dirasakan bukan hanya sebatas kenaikan peringkat Perguruan Tinggi Indonesia dilevel dunia. Namun juga dampak jangka panjangnya, Indonesia dapat lebih bersaing dengan negara-negara lain, karena SDM yang dihasilkan dari Perguruan Tinggi semakin berkualitas dan siap untuk bersaing.

Apa Saja yang Ada didalam MBKM?

Pemerintah Indonesia khususnya Kemendikbudristekdikti, mengeluarkan program Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka sebagai upaya konkrit agar pendidikan Perguruan Tinggi di Indonesia dapat menghasilkan SDM yang maju dan mengikuti perkembangan zaman. Hal ini tentunya karena sub program yang ada dalam MBKM ini sudah dirancang sedemikian rupa, agar mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dapat merasakan belajar tanpa adanya kekangan seperti mengharuskan pembelajaran dilakukan didalam ruang kelas.

Seperti contohnya terdapat 4 sub program yang ada didalam program MBKM ini, program tersebut diantaranya adalah Magang Bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Kampus Mengajar dan Studi Proyek Independen Bersertifikat. Dimulai dari yang pertama yakni Magang Bersertifikat, dalam program ini mahasiswa dibebaskan untuk mencari pengalaman didunia kerja dengan terjun langsung kedalam perusahaan. Tawaran magang yang tersedia juga melibatkan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yakni Traveloka, Zenius, XL Axiata, Telkomsel dan masih banyak perusahaan lainnya.

Kemudian program selanjutnya adalah Pertukaran Mahasiswa Merdeka, dalam program ini mahasiswa dibebaskan untuk mengambil berbagai mata kuliah dari Perguruan Tinggi lain. Hal ini tentunya akan menambah pengalaman mahasiswa untuk belajar tidak hanya pada mata kuliah yang diambil pada Perguruan Tinggi mereka sendiri, namun juga pada Perguruan Tinggi yang lain.

Selanjutnya ada pula program Kampus Mengajar, pada program ini mahasiswa dapat difasilitasi untuk membantu pembelajaran, administrasi, dan adaptasi teknologi di sekolah-sekolah yang membutuhkan.

Program terakhir adalah program Studi Proyek Independen Bersertifikat, yang mana program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa unutk mengembangkan karya dan invoasi yang difasilitasi oleh berbagai institusi.

Simpulan

Dari berbagai penjabaran diatas, kesimpulannya adalah Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka merupakan perwujudan dari aksi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dalam mengikuti perkembangan zaman dari bidang pendidikan. Bukan hanya itu, MBKM juga hadir menjadi solusi bagi produksi SDM Indonesia yang lebih berkualitas, guna bersaing menjadi negara maju dan makmur kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun