Mohon tunggu...
Ilfiana Riski Saputri
Ilfiana Riski Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

semangat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak Usia Dini

23 Mei 2024   22:25 Diperbarui: 23 Mei 2024   22:34 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS


Kepercayaan diri berpengaruh pada seseorang dalam berbicara dan bertindak. Kepercayaan diri juga dapat menentukan kesehatan mental sekaligus menjadi bekal anak dalam menyongsong masa depan.

Kepercayaan diri juga dapat menentukan kesehatan mental sekaligus menjadi bekal anak dalam menyongsong masa depan. Tak heran, semua orangtua berharap anaknya memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Dari beberapa referensi  anak-anak yang memiliki kepercayaan diri cenderung untuk berani mencoba hal-hal baru. Mereka juga mampu menyelesaikan persoalan dengan cara terbaik.

Rasa percaya diri juga dapat mengurangi kegagalan bagi anak. Jika terjadi kegagalan, mereka cenderung untuk terus mencoba hingga mendapatkan hasil yang diharapkan.

Sementara itu, anak-anak yang memiliki rasa percaya diri rendah cenderung mudah menyerah. Mereka juga tidak memiliki keberanian untuk mencoba sama sekali jika menghadapi tantangan berat.

Anak yang memiliki rasa percaya diri rendah takut melakukan kesalahan, kalah, atau gagal. Akibatnya, mereka tidak mau mencaba sesuatu yang memiliki banyak tantangan karena mereka menghindari rasa tanggung jawab.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa percara diri pada anak.

1. Membangun komunikasi

Membangun komunikasi dapat menjadi  cara untuk menambahkan kepercayaan diri anak, pada usia paling kecil sekalipun. Orangtua bisa mulai membangun komunikasi pada anak mulai dari usia bayi (6-12 bulan) dan balita (1-5 tahun), sebagai fondasi untuk membangun kepercayaan diri sejak dini.

Orangtua harus menuntut anak dalam pembicaraan serta mau mendengarkan omongannya. Membangun pembicaraan dengan anak dapat membuat anak merasa lebih berharga. Upaya ini juga bisa membangun konsep diri yang positif, meningkatkan kepercayaan diri, serta membantu anak membangun hubungan sosialnya.

2. Rutin berdiskusi

Orangtua bisa dapat mengajak anak-anak di rentang usia 2-4 tahun mendiskusikan apa yang akan dilakukan anak. Saat berdiskusi, orang tua seharusnya memberi peluang untuk anak dalam membuat keputusan. Misalnya, orangtua bisa menanyakan pilihan sepatu atau pakaian yang hendak dipakai anak.

Langkah tersebut dapat membantu melatih anak berani membuat keputusan sehingga tidak terus tergantung pada pilihan orangtua.

3. Memberikan kesempatan

Bila ingin anak lebih percaya diri dan mandiri, orangtua bisa memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba sendiri. Meski demikian, orangtua harus memantau beberapa hal, di antaranya, sejauh mana perkembangan kemampuan anak.

Hal ini  penting sipaya anak tidak frustrasi sehingga bisa mendapatkan pengalaman sukses. Selain itu, saat memberikan kesempatan bagi anak, pastikan anak dalam keadaan santai.

Hal itu agar orangtua bisa lebih bersabar menemani prosesnya. Tak kalah penting, pastikan keselamatan anak saat melakukannya.

4. Menjadi panutan

Orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dapat menjadi contoh yang baik untuk dijadikan referensi oleh si kecil. Selain itu, orang tua dapat mengenalkan anak kepada seseorang yang tepat untuk dijadikan contoh bagi anak, entah itu atlet, musisi, ilmuwan, atau tokoh penting lainnya.

Orangtua dapat bercerita beberapa kisah menarik tekait kerja keras dan semangat pantang menyerah role model tersebut sehingga anak tetap mengingat namanya.

5. Kegagalan bukan akhir segalanya

Orangtua kerap mendaftarkan anak pada perlombaan atau kompetisi. Namun dari banyaknya peserta lomba, hanya segelintir anak yang bisa menjadi juara. Terkadang anak-anak merasakan bahwa dirinya tidak mampu sehingga sulit untuk menerima kekalahan. Terapi anak tidak mudah menerima kekalahan tersebut.

Di sinilah orangtua memiliki peran penting, yakni memberikan pemahaman bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Orangtua dapat memberikan motivasi dan dukungan kepada anak untuk berani  melangkah maju  dan mencoba dengan lebih baik lagi.

Orangtua juga dapat memberikan beberapa contoh kisah orang terkenal yang kerap mendapatkan kegagalan sampai akhirnya berhasil meraih yang diimpikan. Dengan demikian, kepercayaan diri anak akan tumbuh semangat dan tidak mudah runtuh.

Selain orangtua, lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan rasa percaya diri anak. Pasalnya, berbagai program pembelajaran dan kegiatan yang dimiliki lembaga pendidikan dapat membantu membangun rasa percaya diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun