Mohon tunggu...
Ilfiana Riski Saputri
Ilfiana Riski Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

semangat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Pada Anak Usia Dini

23 Mei 2024   22:25 Diperbarui: 23 Mei 2024   22:34 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Orangtua bisa dapat mengajak anak-anak di rentang usia 2-4 tahun mendiskusikan apa yang akan dilakukan anak. Saat berdiskusi, orang tua seharusnya memberi peluang untuk anak dalam membuat keputusan. Misalnya, orangtua bisa menanyakan pilihan sepatu atau pakaian yang hendak dipakai anak.

Langkah tersebut dapat membantu melatih anak berani membuat keputusan sehingga tidak terus tergantung pada pilihan orangtua.

3. Memberikan kesempatan

Bila ingin anak lebih percaya diri dan mandiri, orangtua bisa memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba sendiri. Meski demikian, orangtua harus memantau beberapa hal, di antaranya, sejauh mana perkembangan kemampuan anak.

Hal ini  penting sipaya anak tidak frustrasi sehingga bisa mendapatkan pengalaman sukses. Selain itu, saat memberikan kesempatan bagi anak, pastikan anak dalam keadaan santai.

Hal itu agar orangtua bisa lebih bersabar menemani prosesnya. Tak kalah penting, pastikan keselamatan anak saat melakukannya.

4. Menjadi panutan

Orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dapat menjadi contoh yang baik untuk dijadikan referensi oleh si kecil. Selain itu, orang tua dapat mengenalkan anak kepada seseorang yang tepat untuk dijadikan contoh bagi anak, entah itu atlet, musisi, ilmuwan, atau tokoh penting lainnya.

Orangtua dapat bercerita beberapa kisah menarik tekait kerja keras dan semangat pantang menyerah role model tersebut sehingga anak tetap mengingat namanya.

5. Kegagalan bukan akhir segalanya

Orangtua kerap mendaftarkan anak pada perlombaan atau kompetisi. Namun dari banyaknya peserta lomba, hanya segelintir anak yang bisa menjadi juara. Terkadang anak-anak merasakan bahwa dirinya tidak mampu sehingga sulit untuk menerima kekalahan. Terapi anak tidak mudah menerima kekalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun