Mohon tunggu...
Roman Krama Wijaya
Roman Krama Wijaya Mohon Tunggu... kuli panggul -

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Dirun dan Sang Senator

19 September 2016   16:44 Diperbarui: 19 September 2016   17:02 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(tucsoncitizen.com)

Mata hati manusia akan buta ketika tiga hal itu menggoda. Mereka akan terjebak di lubang yang dalam jika tergoda ketiga hal itu. Manusia akan tersadar dan berhenti mengejar tiga hal itu, ketika sudah berada dalam liang lahat.

Gaya Hidup

Semakin konsumtif atau tinggi gaya hidup seseorang, maka kebutuhan akan semakin tinggi pula. Ketika manusia tak bisa memenuhi kebutuhannya, tak jarang dari mereka akan mencari jalan pintas karena gelap mata.

Di tengah gempuran produk-produk asing, tak dipungkiri pula munculnya gaya hidup konsumtif--meski pemerintah berupaya mendobrak dengan ekonomi kreatif. Minimarket menjamur hingga pelosok desa. Begitu juga pusat perbelanjaan yang hadir memadati sudut kota-kota besar.

Fenomena baru pun bermunculan. Masyarakat kini lebih suka belanja di mal yang nyaman ketimbang di pasar tradisional yang panas dan bau. Anak-anak muda sekarang juga lebih bangga nongkrong di kafe-kafe berkelas, ketimbang membantu orangtua bekerja.

Masyarakat akan bangga memakai pakaian bermerek dari asing, ketimbang pakaian sederhana hasil olahan negeri sendiri. Bahkan, murid sekolah dasar memiliki gadget seharga belasan juta rupiah bukan hal aneh sekarang ini.

Memang masyarakat tidak salah dengan kemajuan pembangunan dan kecanggihan teknologi yang kian pesat. Melalui ponsel pintar di tangan, masyarakat kini bisa memilih barang sesuka hati. Tinggal klik, barang pesanan sudah sampai ke tujuan.

Maka itulah yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah menanamkan kesederhanaan dan gaya hidup produktif, bukan konsumtif. Inilah pekerjaan rumah bagi para orangtua, guru, dosen, dan tenaga pengajar lainnya. Terutama pemerintah dan pihak terkait lainnya.

Didiklah anak-anak dengan kesederhanaan dan produktif sedini mungkin, agar kelak mereka tumbuh menjadi manusia yang sederhana dan produktif, serta lebih mandiri. Tidak lupa pula pendidikan akhlak dan moral yang memuat nilai-nilai kejujuran.

Mudah-mudahan dengan menanamkan gaya hidup sederhana dan produktif, serta nilai-nilai kejujuran, anak-anak muda tumbuh menjadi manusia yang mandiri dan berpegang pada nilai kejujuran, serta jauh dari gaya hidup materialistis. Alhasil, kita bisa mengurangi korupsi di negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun