Namun ada 2 kemungkinan, bisa jadi benar bahwa si pemilik kendaraan adalah anggota penegak hukum. Kedua, bisa jadi pemalsuan identitas. Jika masuk kategori pertama, jelas bermotif pencitraan.
Sedangkan ketegori kedua, mungkin bermotif sengaja untuk menakut-nakuti pengendara lain, atau polantas agar bebas tilang.
Biasanya stiker jenis ini tertempel di sudut plat atau nomor kendaraan. Baik kendaraan roda empat maupun roda dua.
Stiker dengan motif keamanan. Stiker jenis ini biasanya berbentuk gambar dan tulisan. Misalnya bertuliskan "Baby On Board" dan diserai gambar bayi atau keranjang bayi. Si pemilik kendaraan ini berusaha ingin menunjukan ada bayi dalam mobilnya.
Tujuannya ingin memberitahukan agar pengendara lain tidak membunyikan klakson berlebihan, memainkan gas, atau malah mengajak kebut-kebutan.Â
Atau bisa jadi bentuk pencitraan, supaya pemilik mobil ini dianggap sudah berkeluarga dan memiliki bayi mungil. Stiker ini biasanya ditempel di kaca belakang mobil.
Stiker kampanye. Jenis stiker ini umumnya mengkampanyekan suatu produk atau objek tertentu. Misalnya lokasi wisata, mereka, atau produk tertentu.
Pemilik kendaraan jenis stiker ini bisa dibilang berjiwa volunteer, kehumasan, sosial tinggi. Jelas saja mereka bersdia menjadi alat atau media promosi suatu produk, atau merek tertentu.
Padahal, tujuan mereka memajang stiker ini mungkin hanya ingin dibilang pernah mengunjungi lokasi wisata tertentu, atau memiliki produk tersebut.
Stiker jenis ini bisa juga berbentuk logo institusi, seperti logo perguruan tinggi tertentu yang cukup tersohor. Sayangnya, stiker jenis ini hanya mempromosikan perguruan tinggi terkenal.
Harusnya, mahasiswa atau alumni perguruan tinggi yang kurang terkenal bisa juga membuat stiker jenis ini. Supaya perguruan mereka juga terbantu tersosialisasikan.
Pemilik kendaraan jenis stiker ini biasanya ingin menunjukan kepada pengendara lain bahwa mereka alumni perguruan tersebut. Ada kebanggan, sombong, sekaligus pencitraan. Karena perbedaan tiga hal itu beda tipis.