Mohon tunggu...
Amaliah Nurfajrianti
Amaliah Nurfajrianti Mohon Tunggu... Guru - Being a mom is the greatest gift.

Jangan cuma jadi orang baperan tapi berperan, jangan cuma jadi manusia baik tapi sebaik baik manusia, rebahan seperlunya berjuang selelahnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bioteknologi dalam Ekstraksi Kimiawi Herbal untuk Aromaterapi

18 November 2020   21:55 Diperbarui: 18 November 2020   22:03 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aroma Terapi (gambar:www.livsrecoverykitchen.com)

1. Pengaruh aroma terhadap otak, khususnya sistem limbik melalui sistem olfaktori dan pusat emosi pada otak.

2. Pengaruh farmakologikal secara langsung, melalui pemrosesan sinergi antara tubuh dan minyak aromatik. Contohnya adalah saat minyak esensial dioleskan ke kulit, maka akan mengaktifkan reseptor panas dan membunuh mikroba serta jamur.

Dengan demikian, berdasarkan kedua mekanisme tersebut, aplikasi penggunaan aromaterapi meliputi: Pertama, difusi udara (misal: digunakan sebagai pengharum udara/parfum), kedua, dihirup secara langsung (misal: digunakan inhaler), dan ketiga, penggunaan/pemakaian luar (misal: digunakan sebagai massage atau terapi kulit).

B.Jenis-Jenis Ekstraksi Kimiawi

Terdapat berbagai macam cara dalam mengekstraksi tanaman yang akan dimanfaatkan untuk obat dan aroma terapi. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

1. Destilasi.

Teknik ekstraksi ini biasa dilakukan pada pembentukan minyak atsiri dilakukan dengan cara menampung bahan baku yang berasal dari tanaman, seperti daun, kulit kayu, biji, dan akar, ke alat destilasi di atas air. Ketika air dipanaskan, uap air akan melewati bahan baku tersebut dan ikut menguapkan minyak atsiri. Uap minyak atsiri akan mengalami kondensasi kembali menjadi cairan dan ditampung di alat penampung. Cairan ini dinamakan hidrosol atau hidrolat. Contoh hidrosol yang terkenal adalah rose water dan lavender water.

2. Metode Ekstraksi Pelarut (Solvent Extraction) 

Teknik ini digunakan untuk memperoleh minyak atsiri yang terlalu sedikit untuk diperas atau terlalu rentan terhadap panas untuk didestilasi. Pada metode ini digunakan pelarut seperti heksan atau karbon dioksida superkritis untuk mengekstraksi minyak atsiri. Ekstrak yang diperoleh dari pelarut heksan atau pelarut hidrofobik lainnya dinamakan concretes, yang mengandung campuran minyak atsiri, lilin (wax), resin, dan senyawa larut minyak lainnya dari tanaman.

Pelarut lain, yakni etil alkohol, digunakan untuk memisahkan komponen minyak atsiri dari concretes. Alkohol dihilangkan melalui proses destilasi tahap kedua, meninggalkan komponen minyak atsiri yang dinamakan absolute.

Pelarut karbon dioksida superkritis digunakan sebagai pelarut pada proses ekstraksi cairan superkritis, dimana karbon dioksida superkritis akan mengekstraksi baik lilin (wax) dan juga minyak atsiri pada concrete. Lilin akan dipisahkan dari minyak atsiri dengan cara menurunkan termperatur ekstraksi, kemudian setelah ekstraksi selesai, tekanan diturunkan sehingga karbon dioksida berubah menjadi gas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun