Mohon tunggu...
Razib  Ikbal
Razib Ikbal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang scorpius yang suka kesunyian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kapitalisme dalam Pengumuman Seleksi PTN di Indonesia

24 Juni 2021   13:05 Diperbarui: 24 Juni 2021   13:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak dari adanya story "orang-orang gagal" itu membuat mereka yang berhasil semakin besar kepala. Lupa bahwa ada kehendak Tuhan di balik keberhasilan dan kegagalan. Banyak yang merasa bahwa dirinya sangat hebat ketika dia berhasil menggapai PTN impian, sedangkan banyak temannya yang gagal. Dengan adanya fenomena itu, terjadilah sebuah keadaan yang membuat "yang bahagia semakin bahagia, yang menderita semakin menderita".

Jadi, begitulah kurang lebih sisi kapitalisme dalam pengumuman seleksi masuk PTN. Saya tidak menyalahkan sistem yang berlaku dari seleksi masuk PTN dan pengumumannya. Sistem sekarang sudah baik untuk memudahkan calon mahasiswa dan banyak pihak lain. Hanya saja, saya harap orang-orang bisa lebih bijak dalam bermedia sosial. Kita tidak pernah tahu ada berapa orang yang merasa tidak berguna hanya karena satu story yang kita unggah. Dan, kita juga tidak tahu ada berapa banyak orang yang lupa kepada Tuhan hanya karena satu story yang kita unggah.

Bandung. 24 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun