Minggu, 16 Juni 2019.
Hari ke-3 Kaltim-Kalsel Trip.
Sejak kecil telah mendengar istilah pasar terapung, terutama setelah munculnya iklan TV swasta pertama di Indonesia, dimana salah satu iklannya berlatar pasar terapung di Pulau Kalimantan. Ya, pasar itu terletak di Kalimantan, tepatnya di Kalimantan Selatan. Namun, saat ini sudah banyak pasar terapung, terutama di Pulau Jawa, yang memang dibuat dengan tujuan menarik wisatawan.Â
Hal ini berbeda dengan pasar terapung di Kalimantan Selatan, pasar ini memang "asli" untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat, atau dengan kata lain pasar terapung di Kalimantan Selatan ada di atas sungai karena Banjarmasin memang kota yang memiliki banyak sungai sehingga  proses jual belipun bisa diadakan diatas sungai. Awalnya pasar terapung di Kalimantan Selatan bukan dibuat untuk tujuan menarik wisatawan, walau saat ini sangat banyak wisatawan yang datang dengan sengaja untuk merasakan "sensasi" belanja di atas kapal.
Setelah 25 tahun tinggal di Samarinda, akhirnya penulis berkesempatan untuk "menengok" pasar terapung di Kalimantan Selatan. Ternyata terdapat lebih dari satu pasar terapung, tetapi yang paling ikonik adalah pasar terapung Lok Baintan.
Sebelum pukul 06.00 kami sudah keluar penginapan, masih agak gelap dan sepi, bahkan petugas penginapanpun masih belum terlihat. Sekitar 10 menit dari penginapan kami yang terletak di Jl. Merpati, sampailah kami di sebuah jembatan kecil. Setelah melewati jembatan, kami berhenti karena ada beberapa orang yang menawarkan jasa kelotok untuk menuju pasar terapung Lok Baintan.Â
Keduanya sama-sama pasar tradisional di atas jukung yang menjual beragam dagangan, seperti hasil produksi pertanian/perkebunan dan berlangsung tidak terlalu lama, paling lama sekitar tiga hingga empat jam. Pasar terapung ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banjar.
Dengan klotok, perjalanan dari pusat kota menuju pasar terapung terbilang cepat karena membutuhkan waktu 30 menit. Alternatif kedua dengan menggunakan kendaraan darat seperti mobil.Â
Namun, untuk alternatif kedua membutuhkan waktu lebih panjang yakni satu jam untuk mencapai pasar terapung. Hal itu disebabkan medan perjalanan yang cenderung berat dan berliku-liku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H