Mohon tunggu...
Mushadi Iksan
Mushadi Iksan Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Guru Matematika pada Sekolah Indonesia Moskow

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kaltim-Kalsel, Trip Day 4

27 Juni 2019   12:42 Diperbarui: 27 Juni 2019   12:59 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Setelah sarapan dan sekedar istirahat sebentardi lobby hotel, Sekitar pukul 08.30 Wita kami check out dan melanjutkan perjalanan ke Samarinda. Dari Kandangan kami kembali melalui Kota Tanjung di Kab. Tabalong sebelum lanjut ke perbatasan Kalsel-Kaltim. Perjalanan kembali ke Samarinda kami rencanakan agak santai, sambil menikmati pemandangan alam, kalaupun kemalaman di jalan tidak terlalu khawatir karena relative sudah familiar dan hafal dengan jalan yang akan kami lalui apalagi jalur Balikpapan -- Samarinda.

Sepanjang jalan di Kandangan banyak penjual oleh-oleh tepatnya makanan khas Kandangan yaitu aneka macam dodol, sale pisang, kue cincin, apam dll. Kami berhenti untuk membeli beberapa jenis makanan untuk oleh-oleh buat tetangga sekaligus untuk camilan di jalan. Jalan antar kota atau daerah di Kalsel cukup ramai oleh kendaraan dibandingkan dengan jalan-jalan di Kaltim.

Akhirnya kami sampai di Tanjung dan melewati penginapan yang kami singgahi 2 hari yang lalu, kami susuri kota Tanjung hingga keluar kota. Cuaca cukup sejuk diiringi hujan gerimis sejak berangkat dari penginapan di Kandangan. Jalanan mulus walaupun tidak terlalu lebar, pemandangan kiri dan kanan yang hijau menyejukkan mata.

Sekitar pukul 12.00 WITA kami sampai di perbatasan Kalsel -- Kaltim, berhenti sejenak untuk mengabadikan gerbang perbatasan.

Perbatasan Kalsel -- Kaltim terletak di ketinggian pegunungan Karst. Setelah perbatasan jalanan masih menanjak beberapa kilometer, baru kemudian menurun. Bagian yang masuk wilayah Kaltim tidak kalah menariknya, wilayah perbatasan yang masuk wilayah Kaltim adalah Kec. Muara Komam, Kabupaten Paser. Pegunungan Karst masih menghiasi kiri dan kanan jalan di selingi dengan tanaman kelapa sawit, pemandangan hijau sepanjang perjalanan.

Setelah melewati Kec. Muara Komam, kami memasuki wilayah Kec. Batu Sopang, masih di dalam Kab. Paser. Dalam perjalanan antara Batu Sopang -- Kuaro, kami berhenti di sebuah tikungan tajam dengan kondisi sebelah kanan jurang dan di sebelah kiri terdapat sebuah air terjun yang "menempel" di dinding pegunungan. Di tikungan ini, sebelah kanan jalan dari arah Kalsel, terdapat sedikit tempat "parkir" yang bisa memuat beberapa mobil. Di sebelah kiri air terjun terdapat beberapa warung dan mushola.

Di sini kami berhenti untuk istirahat sejenak sambil menikmati pemandangan air terjun yang cukup cantik. Air terjun "Gunung Rambutan" adalah nama tempat tersebut. Sebenarnya tempat pemberhentian ini cukup berbahaya, karena terletak di puncak bukit dengan tikungan yang cukup tajam. Tapi karena pemandangannya yang bagus membuat tempat ini cukup ramai pengunjung

Lalu kami lanjutkan perjalanan kami sampai pertigaan Kuaro, kami ambil arah kiri menuju Samarinda. Kami masuk wilayah kecamatan terakhir Kab. Paser, yaitu Kec. Long Kali. Kali ini perjalanan diwarnai sedikit was-was karena BBM tinggal satu strip, sementara cek di Google Map SPBU masih cukup jauh, jadi kami putuskan untuk mematikan AC dan membuka jendela mobil.

Setelah menemukan SPBU dan mengisi penuh BBM, perasaan lega, tapi jadi ingat jika kami belum makan siang. Untunglah tidak lama kemudian kami melewati pusat Kec. Long Kali yang lumayan ramai, ada pasar, warung, kantor cabang bank dll.

Setelah mengisi perut, perjalanan kami lanjutkan melewati perbatasan Kab. Paser dan Kab. PPU, tetapi sebelum keluar dari Paser kami lihat ada papan bertuliskan tempat penangkaran rusa. Penasaran seperti apa, kami putuskan untuk masuk ke sana. Dan setelah sampai di dalam kami melihat rusa-rusa jinak yang sudah dikandangkan karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Di dalam penangkaran cukup sepi hanya ada beberapa petugas dan 2 -- 3 orang pengunjung lain selain kami. Kami tetap mengambil gambar dengan kamera seperti biasanya walaupun kurang jelas, karena cuaca agak gelap disertai gerimis yang belum berhenti sejak kami berangkat dari Kandangan tadi.

Setelah puas melihat penagkaran rusa milik Pemerintah Kaltim itu, kami lanjutkan perjalanan lagi. Masuki wilayah PPU, tepatnya Kec. Babulu lalu lintas semakin ramai tapi lancar. Ketika sampai di simpang tiga Silkar kami singgah lagi di masjid Manunggal untuk melaksanakan shalat Ashar. Setelah selasai Shalat Ashar, di simpang tiga ini kami harus memutuskan jalan mana yang akan kami ambil.

Kali ini kami putuskan untuk mengambil jalan lurus ke arah dermaga penyeberangan fery Penajam -- Balikpapan, karena jalurnya lebih pendek yang artinya lebih cepat sampai rumah. Kami tidak mengambil jalur belok kiri ke arah kec. Sepaku seperti yang kami lewati beberapa hari yang lalu, dengan pertimbangan hari sudah sore menjelang malam jadi relative lebih sulit memilih jalan, walaupun secera ekonomis lewat sana lebih murah karena kami tidak perlu membayar biaya fery penyeberangan.

Jarak dari pertigaan Silkar tadi sampai pelabuhan Fery adalah 15 km. Syukurlah tidak perlu antri untuk masuk ke fery. Setelah mobil masuk dan parkir di dek bawah, kami keluar menuju dek atas. Dan setelah menunggu beberapa menit, fery langsung berangkat. Biaya penyeberangan mobil, termasuk penumpang, adalah Rp 290.000. Pelayaran dari Penajam menuju Balikpapan ditempuh sekitar 50 menit. Di sisi Balikpapan, fery bersandar di dermaga Karianggu.

Pemandangan teluk Balikpapan cukup indah dihiasi berbagai ukuran kapal yang hilir mudik dengan latar belakang kilang minyak yang mengeluarkan api dari atas cerobong di kejauhan. Masih ditambah sinar matahari yang berlahan-lahan terbenam di sisi barat. Maka jadilah kami menikmati suasana Sunset sore itu. Fery yang kami tumpangi ini cukup penuh. Di dek atas para pengunjung bisa duduk santai atau tiduran sambil menonton TV, selain itu ada juga kantin dan mushalah. Sementara dek bawah mobil "berdesakan" hanya berpengaman "hand rem" masing-masing mobil. Saat merapat di dermaga Karianggu, cuaca sudah mulai gelap. Jarak dari dermaga ke jalan utama Balikpapan -- Samarinda  yang akan kami tuju adalah sekitar 10 km.

Setelah sampai di jalan Balikpapan - Samarinda, perjalanan kami lanjutkan agak santai sambil mencari tempat makan malam. Akhirnya kami memilih tempat makan "langganan", karena sudah beberapa kali makan di tempat ini saat kami melakukan perjalanan ke dan dari Balikpapan. Dari sini rasanya sudah lega, karena jalanan selanjutnya adalah jalanan yang sudah familiar bagi kami yaitu jalur Balikpapan -- Samarinda. Kami hanya berharap semoga tidak macet atau bertemu dan beriringan dengan kendaraan berat, terutama saat melewati bukit Suharto.

Malam itu kami sempat Istirahat sejenak di SPBU KM 19 yang berjarak sekitar 38 KM dari rumah kami, bukan untuk mengisi BBM tapi hanya untuk istirahat dan numpang ke toilet. Di SPBU ini ada mini market, mushola, caf, dan mesin ATM jadi lengkap sehingga kami sering istirahat di sini. Selesai istirahat kami lanjutkan sisa perjalanan dengan lancar. karena jalanan sudah relative sepi.

Senin, 17 Juni 2019 hampir tengah malam, tepatnya pukul 22.52 WITA dan speedometer menunjukkan angka 17.633 KM, si Silver Rusk yang "membawa" kami sampai di rumah. Artinya, Alhamdulillah..... kami berempat telah melakukan liburan keluarga dengan melakukan perjalanan darat sejauh 1.346 KM ( Samarinda - Banjarmasin - Samarinda ), melewati beberapa kota di dua provinsi dalam waktu 88 jam 16 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun