Kali ini kami putuskan untuk mengambil jalan lurus ke arah dermaga penyeberangan fery Penajam -- Balikpapan, karena jalurnya lebih pendek yang artinya lebih cepat sampai rumah. Kami tidak mengambil jalur belok kiri ke arah kec. Sepaku seperti yang kami lewati beberapa hari yang lalu, dengan pertimbangan hari sudah sore menjelang malam jadi relative lebih sulit memilih jalan, walaupun secera ekonomis lewat sana lebih murah karena kami tidak perlu membayar biaya fery penyeberangan.
Jarak dari pertigaan Silkar tadi sampai pelabuhan Fery adalah 15 km. Syukurlah tidak perlu antri untuk masuk ke fery. Setelah mobil masuk dan parkir di dek bawah, kami keluar menuju dek atas. Dan setelah menunggu beberapa menit, fery langsung berangkat. Biaya penyeberangan mobil, termasuk penumpang, adalah Rp 290.000. Pelayaran dari Penajam menuju Balikpapan ditempuh sekitar 50 menit. Di sisi Balikpapan, fery bersandar di dermaga Karianggu.
Pemandangan teluk Balikpapan cukup indah dihiasi berbagai ukuran kapal yang hilir mudik dengan latar belakang kilang minyak yang mengeluarkan api dari atas cerobong di kejauhan. Masih ditambah sinar matahari yang berlahan-lahan terbenam di sisi barat. Maka jadilah kami menikmati suasana Sunset sore itu. Fery yang kami tumpangi ini cukup penuh. Di dek atas para pengunjung bisa duduk santai atau tiduran sambil menonton TV, selain itu ada juga kantin dan mushalah. Sementara dek bawah mobil "berdesakan" hanya berpengaman "hand rem" masing-masing mobil. Saat merapat di dermaga Karianggu, cuaca sudah mulai gelap. Jarak dari dermaga ke jalan utama Balikpapan -- Samarinda  yang akan kami tuju adalah sekitar 10 km.
Setelah sampai di jalan Balikpapan - Samarinda, perjalanan kami lanjutkan agak santai sambil mencari tempat makan malam. Akhirnya kami memilih tempat makan "langganan", karena sudah beberapa kali makan di tempat ini saat kami melakukan perjalanan ke dan dari Balikpapan. Dari sini rasanya sudah lega, karena jalanan selanjutnya adalah jalanan yang sudah familiar bagi kami yaitu jalur Balikpapan -- Samarinda. Kami hanya berharap semoga tidak macet atau bertemu dan beriringan dengan kendaraan berat, terutama saat melewati bukit Suharto.
Malam itu kami sempat Istirahat sejenak di SPBU KM 19 yang berjarak sekitar 38 KM dari rumah kami, bukan untuk mengisi BBM tapi hanya untuk istirahat dan numpang ke toilet. Di SPBU ini ada mini market, mushola, caf, dan mesin ATM jadi lengkap sehingga kami sering istirahat di sini. Selesai istirahat kami lanjutkan sisa perjalanan dengan lancar. karena jalanan sudah relative sepi.
Senin, 17 Juni 2019 hampir tengah malam, tepatnya pukul 22.52 WITA dan speedometer menunjukkan angka 17.633 KM, si Silver Rusk yang "membawa" kami sampai di rumah. Artinya, Alhamdulillah..... kami berempat telah melakukan liburan keluarga dengan melakukan perjalanan darat sejauh 1.346 KM ( Samarinda - Banjarmasin - Samarinda ), melewati beberapa kota di dua provinsi dalam waktu 88 jam 16 menit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H