Sesuai rencana, kami bangun pagi untuk menuju ke pasar terapung Lok Baintan, karena menurut informasi yang kami dapat, pasar terapung Lok Baintan hanya buka antara pukul 06.00 -- 09.00 WITA.Â
Sekitar 15 menit dari penginapan terdapat sebuah dermaga kecil, dari dermaga ini kami menuju pasar terapung menggunakan kapal carter dengan ongkos Rp 150 rb pergi pulang. Perjalanan dari dermaga ini ke lokasi pasar terapung Lok Baintan sekitar 30 menit.
Ada kejadian yang sangat saya ingat di pagi itu yaitu, saat menyewa kapal kecil ini, kami agak kesulitan dalam komunikasi, karena si bapak yang menyewakan kapal sekaligus nantinya yang akan "menahkodai" kapal ini berbahasa Banjar "murni" yang kami agak kesulitan mengerti.Â
Beliau tidak memakai Bahasa Indonesia sama sekali. Dalam hati saya tertawa sendiri, padahal saya sudah tinggal di Samarinda dan bertetangga dengan banyak "Urang Banjar" lebih dari 20 tahun ternyata masih belum mahir juga berbahasa Banjar, Alhasil selama perjalanan sampai kembali kami tidak berkomunikasi banyak dengan si bapak tadi, kecuali bilang terima kasih setelah selesai diantar dan beberapa kata mudah yang kami tahu, karena takut kalau berbicara banyak dan beliau menjawab malah akan membuat kami bingung. He he he ada ada saja ya.
Seperti info yang kami terima, sesampai di lokasi pasar sudah banyak pedagang yang yang "menyerbu" kapal kami untuk menawarkan aneka macam barang dagangan, mulai gorengan, nasi kuning, soto banjar, buah-buahan, kerajinan, sembako, termasuk gas LPG tabung 3 kg.
Karena tadi belum sarapan, kami membeli nasi kuning untuk sarapan. buah-buahan, souvenir berupa tas tas belanja terbuat dari anyaman untuk oleh-oleh, dan tak lupa foto di atas kapal dengan latar belakang pasar dan orang orang yang sedang bertransaksi antar pedagang dan pembeli di atas kapal masing masing.Â
Sarapan dan belanja yang berbeda dari yang pernah kami rasakan sebelumnya, menbuat kami merasa nyaman dan menikmati suasana ini. Tidak terasa, matahari semakin tinggi, para pedagang dan pembeli yang kebanyakan wisatawan semakin berkurang. Tibalah saatnya kami kembali ke dermaga untuk kembali ke penginapan.
Sekitar pukul 09.00 WITA, kami chek out dan menuju ke pusat kota yang menurut info ada beberapa taman dan ada juga pasar terapungnya. Salah satu taman yang kami kunjungi adalah Taman Siring.Â
Taman ini terletak di tepi sungai Martapura. Selain taman terdapat pula pasar terapung, dimana penjualnya tidak berada di atas perahu tetapi di atas dermaga yang terapung.Â
Terdapat pula penampilan rombongan kesenian daerah yang menghibur pengunjung di dalam taman dengan mengenakan busana tradisional Banjar. Selain itu terdapat dermaga wisata menuju kampung hijau dan pulau kembang.
Sebelum menuju ke pulai Kembang, saya sempat berkomunikasi dengan seorang teman lama yang pernah bersama-sama kursus Bahasa Inggris di Malang sebelum berangkat mengambil S-2 ke Inggris.Â