Mohon tunggu...
Mushadi Iksan
Mushadi Iksan Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Guru Matematika pada Sekolah Indonesia Moskow

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kaltim-Kalsel Trip Day 1

27 Juni 2019   06:35 Diperbarui: 27 Juni 2019   06:38 2169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

saat berangkat

Jumat, 14 Juni 2019, pukul 06.17 WITA, sesuai rencana kami berempat berangkat dari rumah. Tujuan utama adalah Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, namun tidak menutup kemungkinan perjalanan berlanjut ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, bahkan sampai Pontianak, Kalimantan Barat.

 Itu yang ada dalam rencana perjalanan kami kali ini. Beberapa hal telah kami siapkan mulai perbekalan selama perjalanan, bertanya ke beberapa orang, mempelajari peta perjalanan melalui Google Map, dll. Dan seperti biasanya kami selalu memotret dulu kilometer awal mobil kami ( si silver Rusk ) sebelum berangkat. Dan pagi itu menunjuk di angka 16.287.

Perjalanan menuju Banjarmasin dapat ditempuh dengan beberapa rute, kami usahakan mencari rute terpendek, untuk itu kami selalu cek melalui Google Map serta pertimbangan kondisi lapangan, mengingat rute yang ditunjukkan Google Map terkadang kurang tepat dan mengejutkan. 

Kondisi ini sempat kami alami saat menempuh perjalanan antara Kota Tanjung di Kabupaten Tabalong menuju Kota Banjarmasin ( penjelasannya ada di bawah )

Setelah melalui jembatan Mahakam yang membelah kota Samarinda, kemudian seperti biasa menyusuri jalanan yang mulus sebelum masuk ke jalan nasional atau jalan negara (dalam Google Map ditunjukkan dengan warna kuning) yang menghubungkan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan. Kecamatan Loa Janan Ilir dan Kecamatan Loa Janan adalah perbatasan antara Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara. 

Jalan negara yang kami lalui cukup mulus, walaupun harus tetap waspada karena kontur jalan berkelok dan naik turun, terutama saat jalan menembus Taman Hutan Rakyat (TAHURA) Bukit Suharto.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam 38 menit ( km), sampailah kami di simpang empat Samboja yang sekaligus batas TAHURA Bukit Suharto. Arah kiri menuju Kec. Samboja, Kab. Kutai Kartanegara, lurus arah Kota Balikpapan, dan arah kanan menuju Kec. Sepaku, Kab. Penajam Paser Utara (PPU). Kami istirahat sejenak sambil mengisi BBM.

 Perjalanan kali ini kami lanjutkan dengan memilih arah ke Kec. Sepaku, Kab. PPU. Sesuai yang terlihat di Google Map, Setelah melewati Kec. Sepaku nantinya akan sampai di pertigaan Balikpapan (arah kiri) dan Kab. Paser (arah kanan). Dan target pertama kami adalah simpang tiga ini.

dokpri
dokpri
Simpang tiga ini atau yang biasa di sebut Simpang Tiga Silkar masuk wilayah Kec. Penajam, Kab. PPU. Jarak antara simpang empat Samboja ke simpang tiga Silkar sekitar 109 km, namun karena kondisi jalan yang sebagian besar merupakan jalan "off road", jarak tersebut kami tempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam. Di sini, kami berhenti untuk salat Jumat di masjid Manunggal milik Kompi C Raider, Kodam VI Mulawarman.

Kembali ke cerita perjalanan sepanjang Samboja -- Sepaku -- Simpang Tiga Silkar, selain kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, beberapa kali kami harus berhenti karena berpapasan dengan kendaraan besar, seperti truk-truk pengangkut kelapa sawit dan trailer pengangkut kendaraan berat, seperti eksavator. Bahkan di beberapa titik harus berhenti sejenak untuk memastikan bahwa jalan bisa dilalui dengan aman. 

Sebelum sampai di simpang tiga Silkar, kami sempat berhenti di SPBU kecil, tepatnya di desa Bukit Raya, Kec. Sepaku untuk numpang ke toilet dan melemaskan kaki setelah beberapa jam cukup tegang karena ini pertama kali kami melalui jalan ini. 

Yang membuat perjalanan cukup melelahkan adalah kita tidak tahu kondisi jalan yang akan kita hadapi dan berapa lama kita akan sampai, saat tanjakan saya tidak berani untuk menginjak gas terlalu dalam karena kita tidak tahu kondisi jalan setelah tanjakan, bisa saja jalan berlubang atau bahkan putus. Demikian juga setelah tikungan, kita tidak tahu ada apa setelah itu.

Sebenarnya ada jalan lain untuk menuju Penajam, yaitu melalui teluk Balikpapan menggunakan kapal fery dari pelabuhan Karianggu, artinya saat kami sampai di simpang empat Samboja tadi, saya harus mengambil jalan lurus ke arah Balikpapan, dan menuju ke arah pelabuhan Karianggu untuk "menaiki" fery yang akan menyeberangkan kami. 

Penyeberangan ini buka 24 jam dan lama perjalanan sekitar 50 menit, belum termasuk antrian karena ini adalah jalur umum mobil pribadi menuju Banjarmasin, termasuk juga untuk bus antar kota antar provinsi selalu melalui jalur ini. 

Tapi kali ini kami tidak memakai Fery dan mencoba jalan darat dengan jalan memutar sepanjang teluk Balikpapan.

Jika dihitung jarak Semboja -- Penajam yang kami tempuh kali ini lebih panjang sekitar 60 km, karena Semboja -- Penajam 109 km jika melalui Sepaku ( memutar sepanjang teluk ) dan hanya berjarak 49 km  jika kami lalui dengan cara menyeberang menggunakan fery.

Akhirnya sekitar pukul 11.45 Wita sampailah kami di pertigaan Penajam ( Silkar ) yang menjadi point kami pertama dalam perjalan kali ini . Kami berhenti dulu di salah satu masjid guna menjalankan shalat jumat dan dhuhur hari itu.

dokpri
dokpri
Setelah shalat jumat dan istirahat sebentar sekaligus isi BBM dulu. Sekitar pukul 13.00 WITA perjalanan kami lanjutkan dengan menyusuri jalan negara, dimulai dari Kec. Penajam, lanjut Kec. Babulu di Kab. PPU, kemudian masuk Kec. Long Kali di Kab. Paser.

Menurut Google Map, setelah Kec. Long Kali kami akan sampai di Kec. Kuaro. Di Kuaro ini ada pilihan jalan ke kiri menuju Tanah Grogot, dan ke kanan menuju Kec. Muara Komam. Tanah Grogot maupun Muara Komam masih masuk Kab. Paser, Prov. Kaltim dan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kalsel.

Setelah mempelajari Google Map, kami putuskan untuk lewat Kec. Muara Komam karena menurut pengamatan kami jalur melalui Muara Komam lebih dekat untuk menuju Banjarmasin. 

Sebelum memasuki Kec.Muara Komam, kami harus melalui Kec. Batu Sopang. Sekitar pukul 16.00 WITA kami berhenti di sebuah masjid untuk melaksanakan shalat Asar, sekaligus istirahat sebentar.

Perjalanan sepanjang Kec. Batu Sopang lanjut Kec. Muara Komam, sampai perbatasan Kaltim -- Kalsel cukup nyaman, selain jalan mulus beraspal, pemandangan air terjun juga pemandangan pegunungan Karst di kiri kanan jalan mampu mengurangi rasa lelah duduk seharian di belakang kemudi. 

Karena kami belum tahu kondisi jalan yang akan kami lalui, kami putuskan untuk tidak berhenti sebelum sampai di kota Tanjung, yang merupakan kota terdekat dari perbatasan Kaltim -- Kalsel dan kota yang rencananya akan kami "singgahi" pertama dalam perjalanan kami kali ini.

Tanjung adalah merupakan kota kecamatan yang terletak di Kab. Tabalong. Dan kami berharap dapat mencapai kota Tanjung sebelum  malam, karena masih harus cari tempat menginap dulu guna kami beristirahat malam itu.

Akhirnya sekitar pukul 18.00 WITA kami sampai di kota Tanjung, Kab. Tabalong, Prov. Kalsel. Setelah melihat beberapa penginapan berdasarkan info dari mbah Google, kami putuskan untuk menginap di Graha Cakra Hotel. yang terletak di Jl. Ahmad Yani tidak jauh dari pusat kota Tanjung.

Setelah memasuki penginapan saya dan istri beristirahat sementara kedua putra dan putri saya jalan jalan keluar menggunakan mobil guna mencari makan malam sekaligus mengitari kota sebentar kata mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun