Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengapa Saya Lebih Memilih Stasiun Maguwo untuk Naik dan Turun KRL Jogja-Solo?

5 Agustus 2024   08:00 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:23 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, penumpang yang naik dan turun tidak terlalu banyak

Saat naik KRL jogja-Solo, hal yang paling saya hindari adalah saat sesak oleh penumpang. Sebagian besar penumpang memang naik dari Stasiun Yogyakarta. Meski naik dari stasiun tersebut yang merupakan stasiun terminus, saya tetap tak mendapatkan tempat duduk karena lebih memilih berdiri. Makanya, opsi nyaman saat naik adalah kunci.

Beberapa kali kaki saya tergencet oleh penumpang saat naik KRL dari Stasiun Yogyakarta. Terutama, saat jam berangkat atau pulang kerja. Badan ini rasanya susah untuk bergerak maju dan nyaman untuk naik. Apalagi, stasiun tersebut juga merupakan stasiun keberangkatan kereta api jarak jauh (KAJJ). Sudah sesak oleh penumpang KRL sesak pula oleh penumpang KAJJ dan Prameks. Maksud hati ingin menikmati pengalaman naik KRL akhirnya berujung badan sakit semua.

Penumpang di Stasiun Yogyakarta yang sesak. - (Dokumentasi Pribadi)
Penumpang di Stasiun Yogyakarta yang sesak. - (Dokumentasi Pribadi)

Begitu pun saat turun. Antrean untuk tap out kartu uang elektronik atau pemindaian kode QR di aplikasi serasa tiada ujungnya. Keinginan untuk segera pergi ke kamar mandi atau tempat lain harus tertahan lebih dahulu.

Penumpang di Stasiun Maguwo yang lebih sepi- (Dokumentasi Pribadi)
Penumpang di Stasiun Maguwo yang lebih sepi- (Dokumentasi Pribadi)

Berbeda halnya saat turun di Stasiun Maguwo. Tak banyak penumpang yang turun dan tak ada penumpang KAJJ yang juga turun. Stasiun ini memang khusus melayani penumpang KRL. Saya tak perlu antre untuk melakukan tap in atau tap out pada mesin pemindai.

Ketiga, peron yang lebih lega

Lantaran hanya melayani keberangkatan dan kedatangan KRL Jogja-Solo, maka tak banyak bangunan yang berdiri di Stasiun Maguwo. Hanya deretan kursi yang jumlahnya juga cukup banyak untuk menunggu kereta tiba. Colokan listrik pun juga tersedia dengan banyak sehingga saya bisa mengisi daya ponsel dengan lebih leluasa.

Peron yang lebih lega. - (Dokumentasi Pribadi)
Peron yang lebih lega. - (Dokumentasi Pribadi)

Kondisi peron yang lebih lega juga membuat saya bisa mengabadikan momen KAJJ yang melintas langsung di stasiun ini. Terlebih, kereta api kelas eksekutif Argo yang dikenal sebagai kereta dengan kecepatan tingkat tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun