Pertanyaan yang dilontarkan salah satu netizen beberapa waktu lalu membuat gaduh dunia transportasi umum di jagad X.
Sang netizen merasa, dengan adanya ponsel pintar saat ini, maka membaca papan informasi rute di halte adalah kegiatan yang cukup memakan waktu. Tentu, opini ini kemudian menimbulkan pro dan kontra. Terutama, bagi mereka yang giat menggunakan transportasi umum untuk beraktivitas.
Saat ini, memang sudah banyak aplikasi yang memuat rute transportasi umum beserta pelacakannya. Salah satu yang paling baru dan lengkap adalah aplikasi Mitra Darat. Selain bisa mengecek kelayakan angkutan umum, aplikasi tersebut juga memuat rute, jadwal, dan posisi armada berbagai BRT di Indonesia, baik yang terafiliasi dengan Teman Bus maupun tidak atau sering disebut dengan BRT Nusantara.
Melalui aplikasi tersebut, calon penumpang bisa melihat halte, rute, dan posisi bus yang akan mereka naiki. Jika mereka menyetel posisi secara aktif, maka mereka juga bisa mencari halte terdekat dengan posisi mereka. Bahkan, estimasi kapan bus tiba di halte tersebut juga bisa diketahui dengan jelas.
Berbeda dengan Teman Bus dan BRT Nusantara, Transjakarta malah jauh lebih maju. Pengguna TJ kini bisa memantau pergerakan bus di Google Map. Mereka tinggal mencari halte tujuan, rute yang akan dinaiki sehingga bisa melihat posisi bus secara real time.Â
Tidak perlu mengunduh aplikasi lain karena Transjakarta sudah bekerja sama dengan pihak Google untuk mengembangkan aplikasi tersebut sehingga cukup memudahkan para penumpang.
Walau berbagai aplikasi tersebut bisa membuat penumpang lebih mudah dalam memahami rute dan mendapat informasi lain, tetap saja adanya papan infomasi (way finding) di halte sangatlah penting. Ada beberapa alasan yang membuat orang masih membaca informasi pada halte.
Pertama, untuk memastikan bahwa halte yang dituju adalah benar.Â
Aplikasi transportasi memang bisa menunjukkan lokasi halte. Namun, jika ada beberapa halte yang berdekatan atau ada halte yang digeser dari tempat semula, maka membaca informasi pada halte sangatlah penting.
Sebagai contoh, di Jalan Raya Darmo Surabaya, ada beberapa halte yang digunakan untuk naik turun penumpang Suroboyo Bus, Trans Semanggi, dan Wira-wiri. Ada halte yang bisa digunakan untuk naik Suroboyo Bus dan Wira-wiri saja, tetapi tidak bisa digunakan untuk naik Trans Semanggi, yakni Halte Urip Sumoharjo yang menuju arah utara.Â