Fasilitas berbayar yang cukup diminati di sini adalah wisata naik perahu menuju Selat Madura. Harga tiket naik perahu ini adalah 20 ribu rupiah. Namun, pengunjung dapat naik perahu ini setelah jumlah kuota minimal penumpang terpenuhi yakni sekitar 10-15 orang.
Ketika saya ke sana, kesempatan untuk naik perahu ini juga tak saya sia-siakan. Untungnya, saya segera mendapat teman naik yakni sebuah rombongan keluarga besar.
Tak perlu waktu lama bagi pengemudi perahu untuk mulai menjalankan perahunya menyusuri sungai yang menghubungkan area hutan mangrove dengan muara.
Perjalanan naik perahu ini pulang pergi memakan waktu sekitar 45 menit. Beberapa kali, laju perahu harus tertahan oleh enceng gondok yang memenuhi aliran sungai.
Meski demikian, sepanjang perjalanan, banyak sekali satwa khas hutan mangrove yang bisa kami temui. Mulai dari biawak, belibis putih, hingga kera yang bergelantungan di pepohonan mangrove.
Saya sempat agak parno jika bertemu hewan buas seperti ular atau buaya. Namun, pengemudi perahu mengatakan satwa tersebut belum pernah ia temui selama menjalankan perahunya.
Tak terasa, beberapa menit setelah berlayar, kami pun tiba di ujung muara sungai. Tampak hamparan laut yang luas. Pengemudi perahu pun memutar balik saat ada tanda bendera yang terpasang. Ternyata, itulah tanda bagi perahu untuk berputar balik.