Beberapa kali saya bertanya dan tak sampai 15 menit sudah ada balasan. Ketika ada pengalihan arus lalu lintas, maka mereka akan langsung memberikan info di media sosial. Lengkap dengan peta rute pengalihan yang akan dilakukan.
Lalu, di antara semua BRT, manakah yang memiliki kualitas terbaik?
Meski cukup susah, bisa dikatakan Trans Jateng adalah yang terbaik. Headway yang cepat, rute yang menjangkau banyak kawasan pedesaan dan tempat wisata, kondektur yang ramah, dan layanan costumer service yang cukup responsif. Walau halte BRT Trans Jateng tidak terlalu besar, tetapi informasi di dalamnya juga cukup lengkap.
Mereka juga mengalihkan rute pada kawasan industri pada jam pulang dan berangkat kerja. Halte Trans Jateng juga banyak yang terbangun di berbagai pabrik. Mereka juga memiliki tarif khusus bagi pelajar, buruh, dan veteran dengan hanya 2,000 rupiah saja.
Kekurangan BRT memang pada armada bus yang kecil dan sering penuh pada waktu tertentu. Ada juga komplain dari masyarakat mengenai asap pekat yang keluar dari knalpot bus. Inilah yang harus menjadi evaluasi bagi Trans Jateng.
Perlu upaya berkelanjutan agar BRT semakin diminati. Tak melulu soal membuka rute baru, tetapi memaksimalkan rute yang sudah ada menjadi hal wajib agar masyarakat bisa tertarik untuk beralih ke transportasi umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H