Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Spirit Suhita dalam Trans Jatim Koridor 3, Rute yang Tak Terprediksi dengan Antusiasme Tinggi

23 Oktober 2023   08:13 Diperbarui: 23 Oktober 2023   16:47 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus Trans Jatim Koridor 3 dengan gambar Suhita. - Dokumen Pribadi

Luar biasa hebohnya.

Itulah euforia yang bisa saya rasakan saat berada di Terminal Kertajaya Mojokerto. Terminal tipe B ini mendadak menjadi ramai oleh ratusan calon penumpang Trans Jatim koridor 3 yang baru diresmikan beberapa hari yang lalu.

Saya memang sedikit salah memilih hari untuk menjajal koridor baru ini. Lantaran, saya datang saat hari Sabtu, hari ketika masyarakat memiliki banyak waktu luang. Anak-anak sekolah juga sebagian besar libur karena saat ini berlaku sekolah 5 hari. Praktis, hari Sabtu dan Minggu mereka gunakan untuk bertamasya menjajal transprtasi umum yang katanya bisa diandalkan.


Pembukaan Trans Jatim koridor 3 ini memang tidak terprediksi terutama oleh saya. Narasi yang berkembang saat itu, setelah peluncuran koridor 2, maka akan dilanjutkan koridor 3 dari arah Kota Batu ke Kota Mojokerto. Saya pesimis dengan peluncuran tersebut karena mana mungkin ada bus yang lewat jalur ekstrem Cangar-Pacet Mojokerto.

Hanya kendaraan kecil dengan kondisi prima yang mampu menembus jakur tengkorak tersebut. Apa iya, bus Trans Jatim mampu melewati rute tersebut. Hingga akhirnya, berita tersebut diluruskan bahwa armada yang melewati bukan bus tetapi mobil minibus.

Sempat juga ada narasi bahwa rute koridor 3 nantinya akan memulai perjalanan dari arah Sidoarjo lalu menuju Gedangan, Waru, dan berakhir di Terminal Joyoboyo Surabaya. 

Rute ini menjadi rute Impian bagi masyarakat Surabaya Raya karena melewati daerah Gedangan-Waru yang dikenal sebagai daerah industri dengan tingkat kemacetan sangat tinggi. 

Di sana, ada perempatan Gedangan yang legend akibat kemacetan parahnya. Bahkan, perempatan ini juga menjadi bahan olok-olok sebagai perempatan paling kusut se-Asia Tenggara.

Namun ternyata, ada berita bahwa Pemprov Jatim sudah mulai memasang rambu-rambu pemberhentian bus Trans Jatim Koridor 3. Daerah uang dipilih adalah Mojokerto dan Balongpanggang Gresik. Dalam waktu yang menurut saya cukup singkat, akhirnya segala sarana pun  terbangun hingga bus ini diluncurkan pekan kemarin.

Walau berada sama di Terminal Kertajaya, ternyata halte koridor 3 ini berada terpisah dengan koridor 2 yang dari arah Terminal Bungurasih. Terpisahnya halte ini cukup membingungkan. Saya sampai bertanya 2 kali karena tidak ada papan petunjuk atau rambu yang jelas. Bahkan, ada sepasang suami istri yang sempat salah naik bus koridor 2 karena mereka mengira busnya sama. Alhasil, mereka kadung naik bus sampai daerah Krian, Sidoarjo dan kembali ke terminal ini.

Masalah informasi rambu dan petunjuk memang sangat krusial. Makanya, sebelum diluncurkan, paling tidak pihak Dishub Jawa Timur sudah siap dengan segalanya.

Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk naik. Tak hanya anak sekolah dan orang tuanya, banyak lansia, remaja, dan berbagai kalangan ingin merasakan naik bus Trans Jatim koridor 3 ini secara gratis. Maklum, pihak Dishub Jatim masih menggratiskan tiket sampai 23 Oktober 2023.

Antusiasme masyarakat yang tinggi. - Dokumen Pribadi
Antusiasme masyarakat yang tinggi. - Dokumen Pribadi

Euforia yang tinggi ini juga saya rasakan saat Trans Jatim koridor 2 meluncur beberapa bulan lalu. Bahkan, saat itu banyak calon penumpang yang tertolak masuk bus akibat sudah penuh. Kini, saya bisa duduk dengan lega saat naik Trans Jatim Koridor 2.

Entah bagaimana nanti jika sudah tak gratis lagi, tetapi yang jelas saat ini rasa ketertarikan masyarakat terhadap angkutan umum semacam ini sangat tinggi. Rasa ketertarikan itu akan menjadi sebuah pergeseran perilaku dalam menggunakan transportasi umum. Mereka kini mulai harus bisa tertib menaaati aturan, mengecek lokasi bus di aplikasi, membayar secara nontunai, bertoleransi dengan penumpang lain, dan  bisa memprediksi waktu perjalanan mereka.

Pergeseran pola perilaku ini memang sulit mengingat warga Mojokerto masih belum terbiasa menggunakan angkutan umum seperti Trans Jatim ini. Salah seorang bapak paruh baya mengatakan bahwa ia ingin melihat apa perbedaan naik bus Trans Jatim dengan naik bus biasa.

Bus yang masih terparkir menunggu berangkat. -  Dokumen Pribadi
Bus yang masih terparkir menunggu berangkat. -  Dokumen Pribadi

Ia yang membawa serta seorang cucu bahkan rela jauh datang dari Ngoro Mojokerto untuk menjajal bus ini. Dari rumahnya, ia harus naik bus bumel berwarna kuning yang gemar ngetem lama dari arah Pasuruan. Makanya, pengalaman naik bus Trans Jatim ini menjadi pengalaman yang mungkin akan sangat berharga bagi dirinya dan cucunya.

Saya masih terus berbincang dengan kakek itu hingga ada bus bergambar Suhita mulai mendekat ke halte. Walau dengan susah payah, akhirnya saya bisa masuk bus. Tentu, saya harus berdiri karena bangku sudah penuh. Bus masih menunggu jadwal berangkat beberapa menit kemudian. Dari dalam bus, saya masih bisa melihat gelombang calon penumpang yang datang. Dalam hati saya mengucap syukur sudah bisa naik bus. Apa kabar orang-orang itu?

Antrean yang semakin banyak. -  Dokumen Pribadi
Antrean yang semakin banyak. -  Dokumen Pribadi

Baru beberapa saat bus berjalan keluar dari Terminal Kertajaya, bus ternyata berhenti di sebuah SPBU. Di sini, sopir mengisi bahan bakar terlebih dahulu. Tentu, AC bus dimatikan dengan kondisi penumpang yang penuh. Beberapa penumpang mulai misuh-misuh karena udara panas yang luar biasa tetapi ya bagaimana lagi. Pola operasi yang membawa penumpang turut serta dalam pengisian bahan bakar seperti ini sudah seharusnya ditinjau ulang.

Untung saja, bus akhirnya berjalan dan membelah wilayah Kota Mojokerto. Bus melaju ke arah Jayanegara, Jalan Pahlawan, dan Jalan Gajahmada. Bus tidak melewati area Stasiun Mojokerto sehingga belum ada integrasi transportasi umum di sini. Jika penumpang ingin naik bus ini atau menuju stasiun, maka mereka harus turun di Halte Cokroaminoto dan melanjutkan perjalanan dengan ojek online.

Sepanjang jalan di sekitar pusat Kota Mojokerto, hanya ada dua halte yang disinggahi bus. Dua halte tersebut adalah Halte Pahlawan dan Halte Cokroaminoto. Calon penumpang yang naik dari dua halte tersebut juga cukup banyak dan sebagian besar anak-anak. Praktis, bus yang sudah penuh semakin penuh sehingga cukup menyusahkan penumpang lain yang berdiri.

Saya tak kuat melanjutkan perjalanan dan akhirnya turun di Halte Lespadangan yang berada di utara Alun-Alun Kota Mojokerto. Di sini, masih ada beberapa calon penumpang yang juga sebagian besar anak-anak akan naik. Sayang, bus sudah tidak muat dan mereka harus menunggu bus berikutnya.

Antrean di Halte Cokroaminoto Mojokerto.  Dokumen Pribadi
Antrean di Halte Cokroaminoto Mojokerto.  Dokumen Pribadi

Bus ini sejatinya akan melewati daerah Terusan, Sidoharjo, Bukit Kayu Putih, Jatiworo, Depet, Wonorejo, dan berakhir di Balongpanggang Gresik. Sepanjang rute tersebut bus akan melewati jalan menanjak di perbukitan. Uniknya, konfigurasi tempat duduk bus malah berhadapan tidak sehadap. Padahal, bus Trans jateng yang rutenya pegunungan yakni rute Borobudur-Kutoarjo menggunakan konfigurasi kursi yang sehadap.

Entah apa alasannya, yang jelas saya tertarik dengan penggunaan nama Suhita sebagai nama bus ini. Sosok yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat ini adalah sosok ratu Majapahit yang mampu menyelamatkan Majapahit saat Perang Paregreg. Bisa jadi, namanya sebagai doa sebagai penyelamat masyarakat Mojokerto dari buruknya transportasi umum di kota ini.

Calon penumpang yang naik dari Halte Lespadangan di pinggiran Kota Mojokerto. - Dokumen Pribadi
Calon penumpang yang naik dari Halte Lespadangan di pinggiran Kota Mojokerto. - Dokumen Pribadi

Walau diremehkan, Suhita mampu memadamkan beberapa pemberontakan kepada Majapahit. Meski dianggap belum memecahkan masalah transportasi umum, nyatanya Bus Trans Jatim K3 bergambar Suhita ini perlahan mulai dipercaya masyakarat Mojokerto dan sekitarnya.

Tanda palang bus stop yang sudah terpasang. -  Dokumen Pribadi
Tanda palang bus stop yang sudah terpasang. -  Dokumen Pribadi

Terbukti, dalam 4 hari pengoperasian bus ini, sudah ada lebih dari 21.000 penumpang yang naik. Sebuah awal yang bagus bagi Trans Jatim Koridor 3 ini. Agar silaturahmi tidak terputus, maka sebaiknya rutenya diperpanjang hingga wilayah pusat Kabupaten Gresik. Lantaran, belum ada angkutan dari Balongpanggang menuju Gresik Kota.

Pihak Trans Jatim mengklain telah mengklaim jumlah penumpang sudah mencapai 21.000 lebih. - Dok Trans Jatim.
Pihak Trans Jatim mengklain telah mengklaim jumlah penumpang sudah mencapai 21.000 lebih. - Dok Trans Jatim.

Jika rute dianggap terlalu jauh, maka sudah saatnya Trans Jatim berekspansi lagi menambah koridor baru di jalur tersebut. Tentu, perbaikan sarana dan penambahan halte yang dirasa perlu juga harus menjadi prioritas dalam menata koridor yang sudah ada.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun