Untung saja, bus akhirnya berjalan dan membelah wilayah Kota Mojokerto. Bus melaju ke arah Jayanegara, Jalan Pahlawan, dan Jalan Gajahmada. Bus tidak melewati area Stasiun Mojokerto sehingga belum ada integrasi transportasi umum di sini. Jika penumpang ingin naik bus ini atau menuju stasiun, maka mereka harus turun di Halte Cokroaminoto dan melanjutkan perjalanan dengan ojek online.
Sepanjang jalan di sekitar pusat Kota Mojokerto, hanya ada dua halte yang disinggahi bus. Dua halte tersebut adalah Halte Pahlawan dan Halte Cokroaminoto. Calon penumpang yang naik dari dua halte tersebut juga cukup banyak dan sebagian besar anak-anak. Praktis, bus yang sudah penuh semakin penuh sehingga cukup menyusahkan penumpang lain yang berdiri.
Saya tak kuat melanjutkan perjalanan dan akhirnya turun di Halte Lespadangan yang berada di utara Alun-Alun Kota Mojokerto. Di sini, masih ada beberapa calon penumpang yang juga sebagian besar anak-anak akan naik. Sayang, bus sudah tidak muat dan mereka harus menunggu bus berikutnya.
Bus ini sejatinya akan melewati daerah Terusan, Sidoharjo, Bukit Kayu Putih, Jatiworo, Depet, Wonorejo, dan berakhir di Balongpanggang Gresik. Sepanjang rute tersebut bus akan melewati jalan menanjak di perbukitan. Uniknya, konfigurasi tempat duduk bus malah berhadapan tidak sehadap. Padahal, bus Trans jateng yang rutenya pegunungan yakni rute Borobudur-Kutoarjo menggunakan konfigurasi kursi yang sehadap.
Entah apa alasannya, yang jelas saya tertarik dengan penggunaan nama Suhita sebagai nama bus ini. Sosok yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat ini adalah sosok ratu Majapahit yang mampu menyelamatkan Majapahit saat Perang Paregreg. Bisa jadi, namanya sebagai doa sebagai penyelamat masyarakat Mojokerto dari buruknya transportasi umum di kota ini.
Walau diremehkan, Suhita mampu memadamkan beberapa pemberontakan kepada Majapahit. Meski dianggap belum memecahkan masalah transportasi umum, nyatanya Bus Trans Jatim K3 bergambar Suhita ini perlahan mulai dipercaya masyakarat Mojokerto dan sekitarnya.
Terbukti, dalam 4 hari pengoperasian bus ini, sudah ada lebih dari 21.000 penumpang yang naik. Sebuah awal yang bagus bagi Trans Jatim Koridor 3 ini. Agar silaturahmi tidak terputus, maka sebaiknya rutenya diperpanjang hingga wilayah pusat Kabupaten Gresik. Lantaran, belum ada angkutan dari Balongpanggang menuju Gresik Kota.