Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Andaikan Format Kompasiana Award Seperti Miss Universe

19 November 2022   09:10 Diperbarui: 19 November 2022   09:14 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontestan Miss Universe 2008 yang masuk 5 besar. - Dok. Miss Universe

Pada Miss Universe, biasanya peserta akan diberi pertanyaan oleh dewan juri sesuai kategori mereka. Sesi ini biasa disebut Q and A. Kompasianer yang masuk 5 besar bisa diminta untuk bercerita mengenai tulisan mereka di Kompasiana dalam waktu yang dibatasi. Format ini bebas sesuai kehendak admin yang jelas ada tatap muka, baik daring maupun luring dengan peserta yang masuk babak 5 besar. Kegiatan ini juga sekaligus membantu Kompasiana jika ada acara atau momen tertentu. Para nomine tentu akan bisa diajak untuk menjadi pembicara pada momen selanjutnya yang diadakan oleh Kompasiana. Sekaligus untuk Latihan berbicara di depan publik. Barulah, di akhir acara, ada pengumuman pemenang bak acara crowning moment Miss Universe seperti tahun sebelumnya.

Peserta yang masuk babak 5 besar diberi pertanyaan seputar isu terkait. - Dok. Rappler.
Peserta yang masuk babak 5 besar diberi pertanyaan seputar isu terkait. - Dok. Rappler.

Agar tidak terjadi omongan bahwa pemenang Kompasiana Award akan hilang setelah menang, maka Kompasiana bisa memberikan semacam kontrak agar mereka tetap berkontribusi bagi Kompasiana. Bisa meminta mereka menulis paling tidak seminggu sekali atau memberi ruang pada mereka untuk acara yang diadakan oleh Kompasiana. Yah seperti pemenang Miss Universe pada umumnya yang setelah mendapat mahkota melakukan tugas sesuai advokasinya.

Miss Universe menghadiri kegiatan setelah menang. Kompasiner yang menang bisa dilibatkan dalam berbagai acara agar tidak hilang. Dok. Pageant Circle
Miss Universe menghadiri kegiatan setelah menang. Kompasiner yang menang bisa dilibatkan dalam berbagai acara agar tidak hilang. Dok. Pageant Circle

Perubahan format seperti ini bertujuan agar tidak terjadi kebosanan dalam acara Kompasiana Award. Tidak hanya itu, omongan di belakang yang kerap saja muncul terkait layak atau tidak layaknya seorang Kompasianer masuk dalam nominasi bisa diminimalisasi. Dengan format kompetisi yang berjenjang tersebut, publik akan tahu siapa yang benar-benar layak. Tidak sekadar melakukan voting dan penjurian tertutup.

Alasan lain yang barangkali bisa diterima adalah dengan semakin banyaknya Kompasianer yang menjadi nomine, maka semangat mereka akan bertambah. Meski hanya masuk 20/16/15 besar, barangkali bisa menjadi penyemangat bagi mereka yang benar-benar ingin menjadi nomine. Saya yakin masih banyak Kompasianer yang ingin karyanya diapresiasi. Maka, format baru tersebut bisa menjadi salah satu cara yang tepat untuk mewadahi apresiasi bagi Kompasianer yang sangat banyak.

Memang, format baru ini akan terasa panjang dan melelahkan. Namun, apa salahnya jika tidak dicoba? Kalau memang jumlah 20/16/15 orang terlalu banyak, bisa dipangkas jadi 10 orang dulu dengan format yang lebih sederhana. Yang jelas, semakin banyak Kompasianer yang menjadi nomine akan memberikan stimulasi lebih kepada mereka. Apapun itu, ini hanya usul dari saya pribadi yang ingin acara Kompasiana Award ini lebih meriah dan seru syukur-syukur menarik minat masyarakat luas yang belum bergabung dengan Kompasiana menjadi tertarik bergabung dan menulis.

Berbicara mengenai tulisan saya di Kompasiana memang akhir-akhir ini saya terus menulis mengenai keadaan transporasi umum di luar Jakarta, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saya ingin integrasi transportasi di luar Jakarta juga bisa sebaik Jakarta. Saya ingin keadilan transportasi umum benar-benar merata dan bisa diakses oleh siapa saja. Saya berterima kasih bagi Kompasiana yang masih terus memberi artikel saya menjadi Artikel Utama sehingga bisa dibaca lebih banyak orang. Salah satu artikel saya mengenai Trans Jatim kemarin puji syukur diapresiasi oleh pihak Trans Jatim dengan melakukan banyak perbaikan.

Sementara ini, saya masih mencoba untuk memperjuangkan integrasi transportasi di Surabaya antara Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Surabaya. Bagi saya sebuah ironi kota sebesar Surabaya belum memiliki transportasi umum yang layak. Namun, goal saya yang utama tetap mencoba untuk memperjuangkan transportasi umum di Malang Raya, kota kelahiran saya yang jauh tertinggal dengan kota lain. Bersama teman-teman dari Forum Diskusi Transportasi Malang (FDTML), kami ingin Malang bangkit menata transportasinya jauh lebih baik lagi.

Itulah beberapa saran dan uneg-uneg saya terkait Kompasiana Award ini. Sebagai penutup, saya meminta maaf tidak bisa menghadiri acara Kompasianival di Jakarta. Semoga acaranya sukses dan dar der dor bak pergelaran Miss Universe. Oh ya, satu lagi saran saya semoga tahun ini Kompasiana mengundang Puteri Indonesia 2022, Laksmi De Neefe Suardana dalam acara Kompasianival.

Kebetulan, Laksmi memiliki advokasi mengenai literasi dalam persiapannya ke Miss Universe. Saya yakin dengan platform Kompasiana, maka gerakan literasi akan semakin menggema di seluruh dunia. Kompasiana tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga sejagat raya. Semoga saran saya ini ditampung lagi ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun