Dalam kasus seperti Tragedi Kanjuruhan, menurutnya akan timbul kebingungan saat ada perintah yang tidak sesuai SOP. Padahal, sebagai bawahan, ia juga bingung karena jika tidak dilaksanakan, maka ia dan rekan-rekannya akan disalahkan.Â
Jika komandan salah langkah dan akhirnya timbul banyak korban, maka semuanya juga akan kena. Dari keterangan ini, saya sedikit berkesimpulan jika komandan di lapangan adalah salah satu kunci agar tak terjadi korban yang berjatuhan.
Saya sudahi diskusi itu sembari berkata saat ini saya masih begitu marah dan takut dengan polisi. Apalagi, lalu Lalang mobil polisi di Kota Malang yang tiap hari berseliweran tiada henti serta kejadian penangkapan para penyebar video di Kanjuruhan. Â Makanya, saya sementara masih bisa berhubungan baik dengannya dengan alasan pertemanan pribadi bukan karena ia sebagai seorang polisi. Untungnya, ia mengerti dengan apa yang saya rasakan dan tagar ACAB yang saya dengungkan.
Merawat amarah dan dendam memang tak baik tetapi itu tak akan terjadi jika tak ada kompor yang dinyalakan. Agar amarah dan dendam tak bergitu tersulut semakin parah, pengusutan tuntan atas tragedi ini harus dilakukan seadil-adilnya. Pun, tak ada lagi buzzer yang berdengung dan membuat situasi semakin tidak karuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H