Pihak Trans Jatim membatasi jumlah penumpang yang berangkat dari terminal tersebut hanya 20 orang saja. Lantaran, untuk memberikan kesempatan bagi para penumpang lain yang naik dari halte sepanjang rute Trans Jatim.
Para calon penumpang mulai antre dengan tertib. Petugas Trans Jatim terus mengingatkan pada mereka agar tidak perlu cemas karena semua penumpang yang naik dari Terminal Porong dipastikan akan mendapatkan tempat duduk. Tidak akan ada penumpang yang berdiri karena jumlah penumpang tersebut sesuai dengan jumlah kursi yang terdapat pada bus Trans Jatim.
Ketika sebuah bus datang di halte, maka penumpang yang berada di dalam halte akan langsung masuk ke bus untuk menunggu waktu keberangkatan. Sedangkan, penumpang yang antre di tangga dan ruang tunggu terminal akan bergantian masuk ke halte untuk menunggu bus yang datang lagi. Jeda waktu antara satu bus dengan bus lain sekitar 15-30 menit.
Antusiasme masyarakat yang besar ini menjadi bukti bahwa sebenarnya masyarakat Jawa Timur butuh transportasi umum. Sayang, pembangunan transportasi umum yang berkelanjutan dan bisa diandalkan bukan menjadi prioritas wilayah ini. Padahal, Jawa Timur menyumbang sekitar 13-15% PDB nasional. Artinya, wilayah ini menjadi satu pusat ekonomi penting di Indonesia di bawah DKI Jakarta.
Sebagai pusat ekonomi, Jawa Timur semestinya sudah memiliki transportasi umum yang baik dan terintegrasi. Bisa menghubungkan kota-kota penting terutama kota pusat industri dan perdagangan. Nyatanya, transportasi umum seakan jalan di tempat.
Walau sedikit terlambat, adanya Trans Jatim menjadi sebuah oase bagi permulaan untuk penataan transportasi umum.Â
Jika pada 2022 ini Trans Jatim baru memulai koridor 1, maka tetangga Jatim yakni Jateng sudah melaju dengan 6 koridornya. Bahkan, Trans Jateng akan membuka koridor 7 yang mengaspal dari Solo ke Wonogiri.
Lantaran sudah melaju lebih dulu, maka ada baiknya Trans Jatim "berguru" kepada Trans Jateng mengenai berbagai aspek operasional agar mampu melayani penumpang dengan baik. Walau tentu ada beberapa kelemahan, tetapi setidaknya setelah 5 tahunan beroperasi sejak 2017, Trans Jateng sudah memiliki kepercayaan publik. Jumlah penumpang yang meningkat tiap tahun dan pembukaan koridor baru adalah bukti nyatanya.
Salah satu pelajaran yang bisa diambil oleh Trans Jatim dari Trans Jateng adalah upaya untuk melayani tiga penumpang prioritas. Mereka adalah pelajar, buruh, dan veteran. Trans Jateng benar-benar pro terhadap ketiga jenis penumpang tersebut dengan harga tiket yang sangat murah yakni 2.000 rupiah saja. Dengan menunjukkan kartu pelajar/kartu buruh/kartu veteran, para penumpang bisa menaiki Trans Jateng dengan nyaman.