Namun, jika alasan pemberlakukan masa berlaku juga diberikan pada poin aplikasi, rasanya terlalu berlebihan. Poin pada aplikasi tidak akan rusak selama penumpang masih bisa login pada aplikasi Suroboyo Bus.Â
Selama ponsel tidak berpindah tangan seperti hilang, maka sebetulnya poin tersebut masih aman-aman saja.
Banyak pengguna Suroboyo Bus merasa kecewa atas aturan baru ini. Mereka yang sudah mengumpulkan banyak poin selama ini rasanya sia-sia.Â
Tujuan mereka mengumpulkan poin agar bisa digunakan ketika memang sedang memerlukan. Mereka juga mengumpulkan sampah botol plastik dalam jumlah banyak untuk disetorkan dengan harapan tidak bolak-balik ke tempat penukaran sampah botol plastik.
Jujur, ketika menukarkan sampah botol plastik rasanya memang tidak nyaman. Kadang, saya sendiri harus memungut botol plastik yang tercecer di jalan. Kalau belum diambil oleh pemulung, biasanya saya langsung mengambil sampah botol plastik untuk saya keluarkan isinya, dicuci, dan dilepas labelnya sebelum diiinjak.Â
Mendatangi tempat penukaran sampah botol plastik juga kadang memerlukan usaha luar biasa. Dilihat banyak orang, panas, dan tak jarang tempat penukarannya tutup.
Nah dengan adanya peraturan ini, semangat untuk mencari sampah botol plastik seakan sirna. Percuma juga sudah capai membawa sampah botol plastik akhirnya sia-sia karena hangus tidak bisa dipakai.Â
Tidak hanya itu, aturan baru ini juga jauh dari semangat layanan Suroboyo Bus pada awal pemberlakukannya dulu. Bukannya layanan ini dilakukan agar masyarakat tidak membuang sampah botol plastik sembarangan?
Kekecewaan tampak pada kolom komentar akun Instagram Suroboyo Bus. Aturan baru yang dirasa lucu ini sedikit menegaskan bahwa memang Suroboyo Bus tak bisa lagi menerima pembayaran sampah botol plastik secara bertahap. Mereka akan mulai mengalihkan pembayaran melalui nontunai, QRIS dan e-money.