Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Poin Member GO-Bis dan Voucher Botol Bisa Hangus, Aturan Tak Populis Suroboyo Bus

6 September 2022   09:33 Diperbarui: 6 September 2022   09:43 2127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penukaran Sampah Botol Plastik di Terminal Joyoboyo. - Dokumen Pribadi

Minggu kemarin, saya mendapatkan kejutan dari Suroboyo Bus.

Sebuah pengumuman diberikan oleh pihak Suroboyo Bus melalui akun media sosialnya. Pengumuman tersebut berisi optimalisasi penggunaan poin pada voucher sampah botol plastik Suroboyo Bus. Dari pengumuman tersebut, Suroboyo Bus akan memberikan masa berlaku poin yang terdapat pada voucher sampah botol plastik.

Masa berlaku tersebut akan berlaku dalam waktu dekat. Artinya, pengguna Suroboyo Bus terutama yang sering membayar dengan sampah botol plastik harus  mengetahui kapan masa berlaku poin voucher mereka habis. Jika mereka lupa atau tidak menggunakan poin voucher tersebut, maka dipastikan akan hangus.

Sesuai peraturan baru, maka masa berlaku voucher botol dalam bantuk kertas adalah satu minggu. Sementara, untuk voucher dalam bentuk poin aplikasi Go-Bis adalah satu bulan. Namun, untuk voucher aplikasi masih dapat digunakan hingga 31 Desember 2022. Masih ada sekitar beberapa bulan untuk menghabiskan voucher lama sebelum hangus.

Adanya peraturan baru mengenai poin voucher sampah botol plastik ini menimbulkan kontra dari Sebagian besar pengguna Suroboyo Bus. Alasannya, pemberlakukan masa berlaku poin voucher dirasa tidak masuk akal.

Aturan baru poin member Gobis. - IG Suroboyo Bus
Aturan baru poin member Gobis. - IG Suroboyo Bus

Alasan pihak Suroboyo Bus adalah untuk mengurangi kerusakan voucher sampah botol plastik dan optimalisasi poin member. Untuk alasan pertama, mungkin masih masuk akal. 

Banyak pengguna Suroboyo Bus yang tidak menjaga kertas voucher yang mereka miliki.

Alhasil, ketika dilakukan proses pembayaran oleh kondektur, kode QR tidak bisa dibaca. Kertas voucher pun dianggap hangus lantaran sudah rusak. Beberapa pengguna Suroboyo Bus juga sudah menganrtisipasinya dengan memasukkan kertas voucher ke dalam plastik agar awet. 

Beberapa diantaranya bahkan langsung melaminasi supaya tidak rusak dan masih bisa digunakan. Terlebih, jika jumlah poin di dalam kertas tersebut cukup banyak yakni 10 buah.

Namun, jika alasan pemberlakukan masa berlaku juga diberikan pada poin aplikasi, rasanya terlalu berlebihan. Poin pada aplikasi tidak akan rusak selama penumpang masih bisa login pada aplikasi Suroboyo Bus. 

Selama ponsel tidak berpindah tangan seperti hilang, maka sebetulnya poin tersebut masih aman-aman saja.

Banyak pengguna Suroboyo Bus merasa kecewa atas aturan baru ini. Mereka yang sudah mengumpulkan banyak poin selama ini rasanya sia-sia. 

Tujuan mereka mengumpulkan poin agar bisa digunakan ketika memang sedang memerlukan. Mereka juga mengumpulkan sampah botol plastik dalam jumlah banyak untuk disetorkan dengan harapan tidak bolak-balik ke tempat penukaran sampah botol plastik.

Komentar kontra di akun IG Suroboyo Bus. - SC pribadi/IG @Suroboyobus
Komentar kontra di akun IG Suroboyo Bus. - SC pribadi/IG @Suroboyobus

Jujur, ketika menukarkan sampah botol plastik rasanya memang tidak nyaman. Kadang, saya sendiri harus memungut botol plastik yang tercecer di jalan. Kalau belum diambil oleh pemulung, biasanya saya langsung mengambil sampah botol plastik untuk saya keluarkan isinya, dicuci, dan dilepas labelnya sebelum diiinjak. 

Mendatangi tempat penukaran sampah botol plastik juga kadang memerlukan usaha luar biasa. Dilihat banyak orang, panas, dan tak jarang tempat penukarannya tutup.

Nah dengan adanya peraturan ini, semangat untuk mencari sampah botol plastik seakan sirna. Percuma juga sudah capai membawa sampah botol plastik akhirnya sia-sia karena hangus tidak bisa dipakai. 

Tidak hanya itu, aturan baru ini juga jauh dari semangat layanan Suroboyo Bus pada awal pemberlakukannya dulu. Bukannya layanan ini dilakukan agar masyarakat tidak membuang sampah botol plastik sembarangan?

Kekecewaan tampak pada kolom komentar akun Instagram Suroboyo Bus. Aturan baru yang dirasa lucu ini sedikit menegaskan bahwa memang Suroboyo Bus tak bisa lagi menerima pembayaran sampah botol plastik secara bertahap. Mereka akan mulai mengalihkan pembayaran melalui nontunai, QRIS dan e-money.

Aturan baru kadang tak tersosialisasi dan membuat penumpang kecewa. - SC pribadi/IG @Suroboyobus
Aturan baru kadang tak tersosialisasi dan membuat penumpang kecewa. - SC pribadi/IG @Suroboyobus

Aturan baru ini juga dilakukan tanpa adanya survey menyeluruh terhadap kondisi di lapangan. Berapa banyak pengguna Suroboyo Bus yang sudah mengumpulkan sampah botol plastik dan belum bisa menggunakannya dalam waktu dekat. Berapa banyak para pengguna Suroboyo Bus yang berasal dari kalangan menengah ke bawah bergantung pada voucher fisik atau kertas sebagai alat pembayaran mereka.

Setelah aturan pembayaran sampah di dalam bus dicabut, maka aturan ini dirasa semakin mempersulit pengguna Suroboyo Bus. 

Jika benar diterapkan dan banyak pengguna Suroboyo Bus akan kecewa dan beralih kepada kendaraan pribadi. Mereka merasa poin plus berupa pembayaran mudah dengan sampah botol plastik tidak lagi ada. Kalau lebih praktis dengan menggunakan kendaraan pribadi, kenapa harus naik Suroboyo Bus?

Tidak hanya itu, belum maksimalnya tempat penukaran sampah botol plastik juga membuat orang enggan untuk menukarkan sampah botol plastiknya. 

Mereka juga akan lebih memilih memberikan sampah botol plastiknya kepada para pemulung atau bahkan menjualnya langsung kepada pengepul sampah. Toh lumayan juga harga satu botol plastik jika dijual langsung ke pengepul.

Dulu, Suroboyo Bus juga memiliki mesin press botol yang bisa digunakan sebagai penukaran sampah botol plastik. Mesin ini terpasang di dalam bus dan sering tidak bisa digunakan. 

Akhirnya, mesin-mesin tersebut dicopot karena memang tidak berfungsi. Padahal, dengan adanya mesin tersebut, proses pembayaran Suroboyo Bus dengan sampah botol plastik bisa lebih optimal.

Semoga saja pihak Suroboyo Bus mengkaji ulang aturan ini. Melihat kekecewaan dari para pengguna menandakan ada kepercayaan yang hilang padahal sudah susah payah diraih selama ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun