Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Suroboyo Bus, Ironi Tempat "Healing" dan Transportasi Massal

17 Maret 2022   22:34 Diperbarui: 18 Maret 2022   18:01 2554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan ibu-ibu yang biasanya memenuhi bus saat akhir pekan. - Dokumentasi Pribadi

Fenomena ini juga menjadi sebuah PR besar bagi pengelola transportasi umum di Surabaya untuk lebih menggalakkan lagi penggunaan e-money. Sebagai perbandingan, saya justru kagum dengan Kota Solo yang sudah lumayan bagus dalam menggalakkan pembayaran nontunai pada kendaraan umum ini. 

Saya melihat cukup banyak simbah-simbah ke pasar membawa e-money ketika akan naik Teman Bus Batik Solo Trans dan pengumpannya. Ini menandakan bahwa proses sosialisasi yang baik dan efektif membuat warga Solo paham penggunaan e-money sebagai alat pembayaran transportasi.

Banyak yang Kecele Stiker Sampah tak Lagi Bisa Digunakan

Terakhir, kebijakan penggantian sticker sampah menjadi voucher dan member poin bagi saya menjadi salah satu kebijakan yang cukup sulit dipahami. Jadi, per Januari 2022 kemarin, stiker sampah tak berlaku lagi untuk digunakan sebagai pembayaran Suroboyo Bus. 

Pihak Suroboyo Bus sudah memberikan tenggat waktu bagi pemilik stiker sampah agar menukarkannya menjadi voucher atau member poin dalam aplikasi. Saya sendiri sempat menukarkan sekitar 10 stiker sampah menjadi member poin di aplikasi.

Masalahnya, waktu sosialisasi tersebut cukup mepet. Ada banyak warga Surabaya yang tidak tahu mengenai kebijakan tersebut. Mereka masih percaya diri akan naik ke bus dengan membawa stiker sampah. Alhasil, mereka bingung ketika kondektur memberi tahu bahwa saat ini stiker tersebut tidak berlaku.

Stiker sampah yang tak lagi berlaku. - Dokumentasi Pribadi
Stiker sampah yang tak lagi berlaku. - Dokumentasi Pribadi

Ada satu kebijakan lain yang akan diterapkan yakni larangan membayar sampah secara langsung di dalam bus. Calon penumpang harus menukarkan sampahnya terlebih dahulu di tempat penukaran sampah yang sudah disediakan. Sayangnya, tempat penukaran sampah tersebut belum banyak tersebar merata. 

Saya sendiri paling menukarkan sampah kalau tidak di Terminal Bungurasih ya di Kecamatan Wiyung yang paling dekat. Selebihnya, saya cukup kesulitan mencari tempat penukaran sampah di tempat yang strategis semisal di dekat Mall atau tempat lain.

Entah bagaimana nanti ke depannya jika kebijakan yang akan berlaku efektif sejak Mei 2022 ini. Mengingat, sebagian besar penumpang membawa sampah mereka dan langsung meletakkannya ke tempat sampah di dalam bus. Semoga saja sosialisasi akan kebijakan baru ini bsia berlangsung dengan baik.

Itulah beberapa kendala yang sering saya temui saat naik Suroboyo Bus. Membangun jaringan transportasi umum memang tidak mudah. Namun, upaya perbaikan yang berkelanjutan sangat penting dllakukan agar masyarakat mau menggunakan transportasi umum yang aman dan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun