Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Halte Angkot di Malang, Cermin Kerapuhan Tata Kota yang Kurang Perencanaan

14 Februari 2022   21:04 Diperbarui: 15 Februari 2022   10:00 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya baru menemukan sebuah halte di depan SDN Purwantoro 1 yang berada di dekat persimpangan antara Jalan S. Parman dengan Jalan Ciliwung. Jika diukur dengan Google Map, jarak keduanya sekitar 3,8 km. 

Sungguh bukan sebuah jarak yang ideal karena dari pengalaman saya naik feeder (angkot pengumpan) Batik Solo Trans (BST), rata-rata tiap halte atau portable memiliki jarak sekitar 500 meter saja.

Halte Celaket. - Dokpri
Halte Celaket. - Dokpri

Meski operasional angkot di Malang merupakan flag stop (berhenti sesuai instruksi penumpang) dan bukan set-stop (pengemudi wajib berhenti di halte), tetap saja jarak halte yang proporsional adalah kunci agar penumpang mau menggunakan transportasi umum.  

Semakin berdekatan suatu halte semakin banyak pula calon penumpang yang tertarik untuk menggunakan kendaraan umum.

Halte di depan sebuah SD. - Dokumen Pribadi
Halte di depan sebuah SD. - Dokumen Pribadi

Halte di dekat SD ini amat strategis karena tepat berada di ruas utama dan persimpangan jalan (midblock). Di beberapa kota yang saya kunjungi, halte semacam ini cukup memiliki banyak penumpang karena penempatannya yang strategis. Namun, halte ini juga tak dilirik oleh penumpang walau juga sudah memiliki fasilitas paving bagi pejalan kaki.

Untunglah, saya menemukan sebuah halte kembali di Jalan S. Parman. Tepatnya, berada di seberang pusat perbelanjaan Carefour. 

Halte ini kondisinya sangat memprihatinkan. Sebagian besar atapnya sudah copot dan kursinya sudah mulai rusak. Jika hujan, sudah pasti calon penumpang akan basah kuyup.

Fasilitas pejalan kaki pada halte ini juga bisa dikatakan tidak memadai. Posisinya tepat di trotoar jalan sehingga menghalangi pejalan kaki lain. Tidak ada ruang antara halte dengan pejalan kaki. 

Tak hanya itu, antara halte dengan badan jalan juga dipisahkan oleh jalan berbatu. Kondisi ini cukup berbahaya terutama bagi calon penumpang lansia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun