Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Beberapa Cara agar Anak Tetap Bisa Menabung di Bank Nasional Saat Pandemi

9 Juli 2021   10:00 Diperbarui: 9 Juli 2021   10:11 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. - Dokumen Pribadi

Produk perbankan di Indonesia sebenarnya beraneka ragam dan tidak hanya menyasar pasar orang dewasa saja.

Produk perbankan nasional juga menyasar anak-anak sebagai nasabah. Hampir semua bank memiliki produk tabungan anak yanhg bisa digunakan oleh anak untuk berlatih menabung sejak dini. Tentu, saat kita kecil dulu kita sudah mengenal Tabanas atau Tapelpram yang kerap menjadi ikon produk tabungan anak atau siswa di sekolah.

Ada banyak fitur yang bisa digunakan oleh anak-anak dalam menabung di tabungan anak. Fitur tersebut tentu berbeda dengan fitur tabungan reguler pada umumnya dan disesuaikan dengan kemampuan sang anak. Salah satunya adalah fitur setoran tabungan yang bisa dipakai dengan hanya menyetor uang sebanyak 10 ribu rupiah saja.

Jumlah itu masih bisa dijangkau oleh anak-anak agar rajin menabung di bank. Mereka bisa menyisihkan uang saku mereka setiap hari sehingga tiap minggu bisa menabung minimal 10 ribu rupiah. Jika sudah berjalan rutin selama satu tahun, maka mereka bisa mengumpulkan uang sejumlah 520 ribu. Jumlah yang cukup banyak bagi seorang anak.

Tidak sekadar jumlah setoran selanjutnya yang kecil, pada tabungan anak juga tidak dikenakan biaya administrasi bulanan. Tidak ada pula biaya di bawah saldo minimum dan biaya penutupan rekening. Uang mereka akan tetap utuh dan semakin banyak jika mereka gemar menabung.

Pada beberapa bank, anak juga diberikan fasilitas kartu ATM yang bisa digunakan. Kartu ATM ini juga memiliki gambar beraneka rupa yang sangat menarik. Ada juga beberapa bank yang memberikan merchandise secara cuma-cuma bagi anak yang membuka tabungan saat masa promo.

Dalam kaitannya dengan upaya gerakan menabung, banyak bank yang datang ke sekolah secara langsung untuk mengutip uang siswa di sekolah tersebut. Jadi, para siswa bisa menyetor uang ke wali kelas atau guru yang ditunjuk. Lalu, uang tersebut akan disetor ke petugas bank yang datang sambil membawa buku tabungan mereka. Beberapa hari berikutnya, buku tabungan tersebut akan dikembalikan lagi dan saldo siswa yang menabung akan otomatis bertambah. Petugas bank akan datang seminggu kemudian dan seterusnya demikian. Mereka juga biasanya memfasilitasi siswa yang ingin mengambil uang tabungannya tanpa harus ke bank.

Sayangnya, dengan adanya pandemi yang menyerang ini, tentu kegitan tersebut tak bisa dilakukan. Siswa belajar di rumah dan bank pun tak akan datang ke sekolah seperti biasanya. Satu per satu nasabah anak pun tak lagi menyetorkan uang dengan kontinyu sehingga gerakan menabung di bank nasional yang sangat bagus untuk diteruskan ini menjadi terhalang.

Padahal, jika orang tua atau guru masih berkeinginan kuat untuk meneruskan kegiatan ini semestinya masih bisa. Lantaran, kegiatan gemar menabung sangat perlu diajarkan sejak dini. Gemar menabung adalah pengamalan Pancasila sila kelima mengenai keadilan sosial. Gemar menabung juga penting dipupuk pada masa pandemi ini karena sebagai pembelajaran untuk hidup hemat pada masa sulit.

Jika masih memungkinkan, pihak bank masih bisa datang secara terbatas ke sekolah sambil mengutip uang tabungan siswa. Uang tersebut diberikan oleh orang tua siswa saat mengumpulkan tugas ke sekolah. Pada beberapa daerah yang masih memungkinkan, biasanya orang tua datang ke sekolah seminggu sekali untuk mengumpulkan pekerjaan tugas putra mereka. Sambil mengumpulkan tugas, mereka bisa sekalian mengumpulkan uang tabungan putra mereka. Jadi, mengumpulkan tugas jalan bersamaan dengan pengumpulan uang.

Kalau pengumpulan dengan cara itu benar-benar tak memungkinkan, maka solusi selanjutnya adalah menggunakan dompet digital. Saat ini banyak dompet digital yang memudahkan kegiatan transfer ke rekening bank. Bahkan ada dompet digital yang tidak membebankan biaya jika melakukan kegiatan transfer tersebut. Ini sangat memudahkan sekali dalam rangka tetap menjalankan kegiatan gemar menabung ini.

Orang tua bisa meminta anak menabung di celengan terlebih dahulu. Celengan yang digunakan tidak perlu terlalu besar. Jika sudah penuh, maka uang tersebut bisa ditukar menjadi dompet digital. Entah dengan mengisinya ke penjual pulsa yang saat ini marak atau memasukkan sejumlah uang dari mobile banking orang tua. Dari dompet digital tersebut, maka uang bisa ditransferkan ke rekening anak.

Jika tidak ingin repot, maka orang tua bisa langsung mentransfer sejumlah uang sesuai nominal pada celengan ke rekening anak. Dua cara ini sama-sama bagus dan juga memberikan pelajaran pada anak mengenai berbagai produk tabungan.

Orang tua juga bisa juga mengtransfer sejumlah dana untuk uang saku anak selama belajar di rumah ke dompet digital mereka. Saat ini banyak anak sudah pandai menggunakan dompet digital. Biasanya mereka menggunakan dompet digital untuk mengorder ojek online saat tidak dijemput oleh orang tua mereka. Bahkan, sejak booming game online, mereka juga kerap menggunakan dompet digital untuk membayar voucher game online yang mereka gandrungi.

Orang tua bisa memberi pengertian untuk menyisihkan uang yang tersimpan di dompet digital mereka. Uang tersebut bisa mereka transfer ke rekening mereka secara berkala sebagai bagian dari gerakan rajin menabung. Cara ini juga sekaligus sebagai alat untuk memantau bagaimana anak membelanjakan uang mereka di dompet digital. Mereka harus diajarkan sejak dini agar tak menghabiskan uang mereka untuk kegemaran mereka.

Untuk mencetak saldo rekening, orang tua tidak perlu sering melakukannya. Paling tidak sebulan sekali mereka bisa melakukannya karena saat Ini layanan bank juga masih terbatas.

Saat ini, banyak toko atau badan usaha rumahan yang juga merupakan agen bank nasional. Selain menyediakan fasilitas untuk menerima pembayaran berbagai rekening, mereka juga melayani setor dan tarikan tunai tabungan bank nasional. Mereka dilengkapi dengan Electronic Data Capture (EDC) Mini ATM dan sarana web base sehingga nasabah bank bisa menabung atau menarik tunai di sana.

Sambil berbelanja atau membeli kue di toko dekat rumah mereka, kegiatan menabung pun juga bisa dilakukan. Mereka bisa menyetor uang sambil melakukan kegiatan tersebut. Pergi ke warung jalan menabung juga tetap jalan. Mereka masih bisa menabung tanpa harus ke bank yang sangat sulit dilakukan di masa pandemi ini.

Langkah terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan menyetor uang tabungan anak melalui setoran tunai ATM. Orang tua bisa melakukan kegiatan ini sembari menarik uang di ATM. Anak bisa diberikan jadwal kapan mereka bisa memberikan uang untuk ditabung. Biasanya, nominal minimal untuk bisa dimasukkan ke dalam setoran tunai adalah 50 ribu rupiah. Cara ini juga paling praktis dan bisa langsung diketahui berapa nominal uang anak setelah uang disetorkan.

Banyak cara sebenarnya bisa dilakukan agar anak tetap menabung di bank nasional. Tinggal bagaimana keinginan orang tua untuk melatih anak gemar menabung sejak dini. Pademi sebenarnya tidak menjadi penghalang untuk melakukan kegiatan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun