Produk perbankan di Indonesia sebenarnya beraneka ragam dan tidak hanya menyasar pasar orang dewasa saja.
Produk perbankan nasional juga menyasar anak-anak sebagai nasabah. Hampir semua bank memiliki produk tabungan anak yanhg bisa digunakan oleh anak untuk berlatih menabung sejak dini. Tentu, saat kita kecil dulu kita sudah mengenal Tabanas atau Tapelpram yang kerap menjadi ikon produk tabungan anak atau siswa di sekolah.
Ada banyak fitur yang bisa digunakan oleh anak-anak dalam menabung di tabungan anak. Fitur tersebut tentu berbeda dengan fitur tabungan reguler pada umumnya dan disesuaikan dengan kemampuan sang anak. Salah satunya adalah fitur setoran tabungan yang bisa dipakai dengan hanya menyetor uang sebanyak 10 ribu rupiah saja.
Jumlah itu masih bisa dijangkau oleh anak-anak agar rajin menabung di bank. Mereka bisa menyisihkan uang saku mereka setiap hari sehingga tiap minggu bisa menabung minimal 10 ribu rupiah. Jika sudah berjalan rutin selama satu tahun, maka mereka bisa mengumpulkan uang sejumlah 520 ribu. Jumlah yang cukup banyak bagi seorang anak.
Tidak sekadar jumlah setoran selanjutnya yang kecil, pada tabungan anak juga tidak dikenakan biaya administrasi bulanan. Tidak ada pula biaya di bawah saldo minimum dan biaya penutupan rekening. Uang mereka akan tetap utuh dan semakin banyak jika mereka gemar menabung.
Pada beberapa bank, anak juga diberikan fasilitas kartu ATM yang bisa digunakan. Kartu ATM ini juga memiliki gambar beraneka rupa yang sangat menarik. Ada juga beberapa bank yang memberikan merchandise secara cuma-cuma bagi anak yang membuka tabungan saat masa promo.
Dalam kaitannya dengan upaya gerakan menabung, banyak bank yang datang ke sekolah secara langsung untuk mengutip uang siswa di sekolah tersebut. Jadi, para siswa bisa menyetor uang ke wali kelas atau guru yang ditunjuk. Lalu, uang tersebut akan disetor ke petugas bank yang datang sambil membawa buku tabungan mereka. Beberapa hari berikutnya, buku tabungan tersebut akan dikembalikan lagi dan saldo siswa yang menabung akan otomatis bertambah. Petugas bank akan datang seminggu kemudian dan seterusnya demikian. Mereka juga biasanya memfasilitasi siswa yang ingin mengambil uang tabungannya tanpa harus ke bank.
Sayangnya, dengan adanya pandemi yang menyerang ini, tentu kegitan tersebut tak bisa dilakukan. Siswa belajar di rumah dan bank pun tak akan datang ke sekolah seperti biasanya. Satu per satu nasabah anak pun tak lagi menyetorkan uang dengan kontinyu sehingga gerakan menabung di bank nasional yang sangat bagus untuk diteruskan ini menjadi terhalang.
Padahal, jika orang tua atau guru masih berkeinginan kuat untuk meneruskan kegiatan ini semestinya masih bisa. Lantaran, kegiatan gemar menabung sangat perlu diajarkan sejak dini. Gemar menabung adalah pengamalan Pancasila sila kelima mengenai keadilan sosial. Gemar menabung juga penting dipupuk pada masa pandemi ini karena sebagai pembelajaran untuk hidup hemat pada masa sulit.
Jika masih memungkinkan, pihak bank masih bisa datang secara terbatas ke sekolah sambil mengutip uang tabungan siswa. Uang tersebut diberikan oleh orang tua siswa saat mengumpulkan tugas ke sekolah. Pada beberapa daerah yang masih memungkinkan, biasanya orang tua datang ke sekolah seminggu sekali untuk mengumpulkan pekerjaan tugas putra mereka. Sambil mengumpulkan tugas, mereka bisa sekalian mengumpulkan uang tabungan putra mereka. Jadi, mengumpulkan tugas jalan bersamaan dengan pengumpulan uang.
Kalau pengumpulan dengan cara itu benar-benar tak memungkinkan, maka solusi selanjutnya adalah menggunakan dompet digital. Saat ini banyak dompet digital yang memudahkan kegiatan transfer ke rekening bank. Bahkan ada dompet digital yang tidak membebankan biaya jika melakukan kegiatan transfer tersebut. Ini sangat memudahkan sekali dalam rangka tetap menjalankan kegiatan gemar menabung ini.