Informasi tersebut akan memuat beberapa tipe siswa ABK yang umum dan bagaimana langkah yang bisa dilakukan jika siswa mereka sudah terlanjur masuk ke sekolah umum dan tak ada guru bagi siswa inklusi di sana. Informasi mengenai kontak psikolog dan Pusat Layanan Autis (PLA) juga bisa disertakan.
Terakhir yang bisa dilakukan adalah membuka semacam kantor atau hotline yang bisa memberikan bantuan bagi siswa inklusi yang sudah terlanjur bersekolah di sekolah umum dan tanpa pendampingan.Â
Tentu, ini membutuhkan banyak sekali dukungan, baik moral, tenaga, dan biaya. Nantinya, bagi mereka yang sudah bersekolah di sekolah umum - terutama dari kalangan menengah ke bawah - bisa berkonsultasi dengan psikolog secara gratis dan ada terapi sesuai kebutuhan mereka.
Gerakan ini semestinya tak hanya berada di kota besar tetapi juga menjangkau berbagai daerah karena pemahaman masyarakat akan sekolah inklusi masih cukup rendah.Â
Siswa berkebutuhan khusus memiliki hak sama untuk mendapatkan pendidikan sesuai kondisi mereka. Mereka pun juga memiliki hak untuk sukses dan berkembang sama dengan siswa reguler lainnya. Terlebih, dengan adanya pandemi yang membuat pembelajaran jarak jauh diberikan, perhatian kepada mereka juga amat penting dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H