Tidak dipungkiri, kita mengenal istilah personal branding dengan usaha untuk tampil beda di depan umum.
Dipercaya banyak orang, dikenal luas, serta memiliki sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh orang lain. Menjadi spesial dan akhirnya bermuara pada keuntungan berupa tawaran berbagai kerja sama yang cukup menguntungkan.Â
Keuntungan berupa materi dan nonmateri yang akan didapatkan membuat banyak orang mulai berlomba-lomba untuk melakukan apa yang mereka sebut personal branding. Termasuk pula di Kompasiana.
Sebelum membahas personal branding lebih jauh terutama kaitannya dengan tulisan di Kompasiana, izinkan dulu saya membahas personal branding yang dilakukan oleh para peserta Miss Universe. Para peserta kontes kecantikan nomor satu dunia ini kerap menggunakan personal branding pada diri mereka kala mengikuti sesi Evening Gown (EG).
Berbeda dengan sesi bikini (swimsuit competition) yang tidak memberikan banyak ruang bagi peserta untuk mengekspresikan diri sesuai baju yang mereka kenakan, pada sesi EG, para peserta bebas berkreasi. Beberapa gaun malam yang cukup ikonik pun lahir dari para maestro desainer dunia.
Gaun malam yang spektakuler tersebut akhirnya menjadi personal branding yang ditampilkan oleh para peserta Miss Universe. Terlebih, ketika babak preliminary dan babak 10 besar, narasi mengenai tema yang diangkat dalam gaun tersebut dipaparkan. Penonton pun akan semakin terngiang jelas beberapa gaun yang digunakan oleh para peserta, terutama para pemenang.
Salah satu gaun malam yang cukup mampu menjadi personal branding peserta Miss Universe adalah lava gown yang dikenakan Miss Universe 2018, Catriona Gray. Cat -- sapaan akrabnya -- terlihat menyala kala berlenggak-lenggok bersama gaun merah yang dikenakannya. Yang menjadi spesial, sebenarnya tidak hanya sekadar warna merah yang menyala.
Gaun itu terlihat sangat pas dengan ukuran dan bentuk tubuh Cat ditambah dengan motif nyala api seperti lava yang keluar dari gunung berapi. Motif tersebut sesuai dengan penggambaran gunung api yang berada di negara asalnya Filipina sesuai tema yang diangkatnya. Mak Tumang -- sang desainer lava gown -- bahkan memberikan ribuan manik-manik yang gemerlap untuk menyempurnakan gaun tersebut. Cat pun berhasil melakukan personal branding dengan aksi panggungnya yang disebut sebagai slow mo turn.
Apa yang dilakukan Cat tersebut adalah salah satu contoh bentuk spirit personal branding yang berhasil dilakukan oleh seseorang. Dalam menampilkan personal branding tersebut, proses yang dilakukan tidaklah instan.Â
Bukan sehari dua hari atau setahun dua tahun. Cat sendiri yang gagal pada pemilihan Miss World 2016 belajar banyak dari personal branding yang belum ia miliki. Ia mencari cara bagaimana supaya ia dikenal oleh orang.Â
Bagaimana ketika orang menyebut EG Miss Universe, maka yang di benak banyak orang adalah tentang dirinya. Proses kreatif tersebut juga dilakukan Cat bersama timnya.