Mula-mula, saya menuju selasar candi yang berada di bagian barat. Mata saya tertarik pada bagian pangkal tangga yang terdapat relief bergambar naga. Relief ini cukup jelas terbaca karena ada binatang seperti singa pada bagian mulut naga tersebut. Naga makan singa?
![Relief Kuwera dan Hariti - Dokumen Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/06/12/web-photo-editor-102-60c4adead541df73e337d9e4.jpg?t=o&v=555)
Makna yang sangat dalam jika dilihat pada masa sekarang. Candi ini kerap menjadi ikon anak-anak SD yang bermain di selasar candi yang begitu meriah.Â
Pemandangan ini saya jumpai dari balik kaca bus yang mengantarkan rombongan saya dan murid sekolah saya dulu. Saya hanya bisa menatap nanar andai kata murid-murid saya bisa juga memaknai candi ini.
![Pengunjung dilarang naik ke tubuh candi. - Dokumen Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/06/12/web-photo-editor-103-60c4ae838ede4814c1270643.jpg?t=o&v=555)
![Dokumen Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/06/12/dscf4307-jpg-60c4ae9dd541df2baf4a06c2.jpg?t=o&v=555)
Asli, jiwa pageant lover saya meronta-ronta. Sungguh ingin sekali bisa melakukan pemotretan dengan baju beskap atau batik sembari melakukan catwalk ala-ala Puteri Indonesia Jawa Tengah di sana dan berteriak seperti:
Jihane Almira Chedid.... Aktris..... Jawaaaaaa Tengaaaaah....
Sayang, saya sendirian dan suasana cukup panas. Ilusi tersebut pun saya kubur dalam.
![Panas ya wak.... - Dokumen Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/06/12/dscf4310-jpg-60c4aeb6d541df0bb8177cd5.jpg?t=o&v=555)
Sepanjang jalan menuju candi ini, saya menemui banyak kandang kuda. Ini menandakan bahwa penduduk di sekitarnya adalah para kusir yang menjajakan jasa di Candi Borobudur.Â