Ketiga, adanya sistem member Superindo yang memberikan saya banyak kemudahan. Layanan ini yang tidak saya dapatkan ketika berbelanja menjadi Giant. Entah mereka mengadakan semacam member atau tidak yang jelas saya tidak pernah ditawari menjadi member Giant. Saya biasanya hanya ditawari kalau ingin mengumpulkan kupon.
Ketika menjadi member Superindo, ada banyak diskon yang bisa saya dapatkan. Saya pun bisa menyusun jadwal berbelanja ketika jadwal diskon sudah tertera. Oh minggu ini ada diskon telur maka saya berbelanja telur. Minggu depan ada diskon minyak goreng maka saya berbelanja minyak goreng. Saya sering menggunakan diskon member untuk membeli produk sampo atau sabun yang kerap muncul.
Keempat, masalah layanan kepada konsumen. Meski pramuniaga Giant bagi saya baik, tetapi pramuniaga Superindo bagi saya memilki kelebihan. Tak lain, mereka kerap memastikan pelanggan nyaman membawa barang belanjaan. Opsi menggunakan kantong plastik, kadrus, atau kantung belanjaan juga mereka berikan.
Ketika saya memilih kardus misalnya, mereka tak segan memastikan seluruh barang belanjaan saya sudah terkemas rapi. Mereka bertanya apakah saya bawa mobil atau motor. Ketika saya menjawab membawa motor, mereka langsung memberi isolasi yang digunakan untuk membungkus barang belanjaan saya.Â
Terakhir, gerai Superindo banyak berdiri di sekitar perumahan. Ini berbanding terbalik dengan gerai Giant yang kebanyakan berada di sekitar pusat perbelanjaan atau bahkan berada di dalam pusat perbelanjaan. Bagi saya lokasi ini amat penting karena sewaktu-waktu masyarakat butuh barang dan mereka pasti memilih gerai yang dekat dengan mereka. Maka, berbelanja di Superindo adalah pilihan yang sering dilakukan.
Lima analisis tadi bisa jadi salah karena semuanya hanya pendapat saya pribadi. Namun, saya juga sangat menyayangkan ambruknya Giant yang sudah saya kenal sejak dulu. Saya masih ingat produk khas Giant seperti ayam goreng, pizza, roti, dan lain sebagainya yang bagi saya kualitasnya juga enak.
Ketika berkeliling kota, seringkali gerai Giant adalah gerai yang saya tuju ketika berbelanja karena saat itu tak ada gerai lain.Â
Semoga saja, jika penutupan gerai ini dilakukan untuk penataan, saya berharap Giant bisa memperbaiki diri sehingga kembali menjadi jujugan masyarakat dalam berbelanja.
Lantas, bagaimana dengan Anda? Seringkah berbelanja di dua tempat ini? Mengapa menurut Anda gerai Giant akhirnya tutup? Cerita yuk!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H