Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Bak Lomba Meniup Balon, Ini Pengalaman Melakukan Tes Genose C-19 di Bangunan Baru Stasiun Malang

23 Mei 2021   19:03 Diperbarui: 24 Mei 2021   10:31 1856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan baru Stasiun Malang - Dokumen Pribadi

Beberapa hari selepas larangan mudik dicabut, PT KAI meresmikan bangunan baru Stasiun Malang.

Bangunan ini terletak di sisi timur stasiun lama atau berada di Jalan Panglima Sudirman. Banyak orang menyebutnya sebagai Stasiun Malang Kotabaru Revisi Fix Siap Print saking bingungnya memberi nama. Namun, nama resminya adalah pintu timur Stasiun Malang.

 Sebelumnya, tempat tersebut lahan kosong yang wingit dan penuh semak belukar. Kini, setelah dibangun dengan bangunan baru, maka bisa digunakan untuk kegiatan keberangkatan penumpang jarak jauh. Sedangkan, untuk keberangkatan kereta api lokal masih menggunakan bangunan stasiun lama yang berada dekat dengan Balaikota Malang.

Nah berhubung digunakan sebagai keberangkatan penumpang, maka pada bagian bangunan baru ini juga digunakan untuk aktivitas tes covid-19. Tempat tes ini berada di sisi selatan bangunan baru yang dekat dengan pintu masuk kendaraan bermotor.

Sama dengan stasiun lain yang melayani tes covid, Stasiun Malang juga melayani 2 macam tes. Kedua tes tersebut adalah tes antigen dan tes Genose. Harga yang dipatok pun sama dengan stasiun lain, yakni 85 ribu rupiah untuk tes antigen dan 30 ribu rupiah untuk tes Genose. Syarat untuk bisa melakukan tes tersebut adalah menunjukkan tiket keberangkatan kereta yang sudah terbayarkan. Masa berlaku kedua tes tersebut adalah 1 x 24 jam dari waktu keberangkatan.

Melakukan pendaftaran dan mendapat kantong Genose. Dokumen Pribadi
Melakukan pendaftaran dan mendapat kantong Genose. Dokumen Pribadi
Oh ya, perlu diketahui, kini ada beberapa kereta api aglomerasi yang statusnya menjadi kereta api jarak jauh. Salah satu kereta api yang mengalami perubahan tersebut adalah Kereta Api Tawang Alun relasi Malang-Ketapang. Jika sebelumnya penumpang kereta api ini tidak diwajibkan melakukan tes covid, maka sejak adanya peraturan baru tersebut, semua penumpang wajib melakukannya.

Setelah menunjukkan tiket yang sudah terbayarkan, maka kita akan ditanya akan melakukan tes apa. Tentu, dengan harga yang lebih murah, saya memilih tes Genose-19. Sebenarnya, jika saya memilih tes antigen, maka saya akan lebih cepat untuk mendapatkan hasilnya karena sebagian besar penumpang memilih melakukan tes Genose. Tak apalah waktu saya juga banyak dan saya masih trauma digorok-gorok hidung saya oleh petugas kesehatan. Bukan sakit sih lebih ke ngilu dan geli.

Setelah petugas memberi label pada kantong napas sesuai nama kita, maka kita bisa membayar dengan uang pas. Lalu, kita menuju loket pemeriksaan sampel. Di sinilah keruwetan mulai terasa.

Sebenarnya, PT KAI sudah memberikan tata cara yang cukup jelas. Kita harus membuka pengait tutup kantong napas lalu mencobanya. Kita bisa memulai tes Genose dengan meniup kantong tersebut sampai penuh dan segera menutupnya.

Kantong Genose C19. Dokumen Pribadi
Kantong Genose C19. Dokumen Pribadi
Sayangnya, banyak penumpang -- terutama yang baru pertama kali -- kesulitan membuka tutup kantong napas berwarna biru tersebut. Alhasil, petugas yang seharusnya bertugas menganalisis sampel Genose menjadi ikut memandu calon penumpang. Proses analisis pun menjadi cukup lama. Inilah yang menjadi catatan agar ada petugas khusus yang memandu calon penumpang yang kesulitan membuka kantong napas.

Ketika kantong napas sudah penuh dan tertutup sempurna, maka kita harus segera mengunci penutup kantong agar udara tidak keluar lagi. Yah hampir sama sih dengan meniup balon. Malah saya merasa Tes Genose ini seperti lomba meniup balon lantaran siapa cepat bisa meniup kantong hingga penuh, maka ia berksempatan mendapatkan hadiah berupa surat bebas covid dengan cepat. Alias, lebih cepat kelar urusan, hehe.

Lega akhirnya kantong bisa penuh. Alemong, kayak lomba niup balon ya wak. Dokumen Pribadi
Lega akhirnya kantong bisa penuh. Alemong, kayak lomba niup balon ya wak. Dokumen Pribadi
Setelah menyerahkan kantong Genose, maka kita tinggal menunggu nama kita dipanggil oleh petugas. Ada beberapa petugas yang melakukan analisis sampel Genose ini. Sayangnya, di Stasiun Malang ini beban kerja mereka tumpang tindih. Selain melakukan analisis sampel, mereka juga bertugas memanggil nama calon penumpang yang hasil analisisnya sudah keluar. Apesnya, kadang calon penumpang tersebut banyak yang belum ready alias menghilang entah ke mana. Jadi, mereka harus beberapa kali memanggil nama calon penumpang. Dan tentunya, disambi menganalisis kantong berisi udara.

Petugas yang melakukan analisis sampel sekaligus memanggil nama calon penumpang dan memandu mereka. Dokumen Pribadi
Petugas yang melakukan analisis sampel sekaligus memanggil nama calon penumpang dan memandu mereka. Dokumen Pribadi
Tidak hanya itu, kadang mereka juga harus memandu calon penumpang yang kesulitan membuka pengunci kantong berwarna biru tersebut. Tak jarang, calon penumpang benar-benar kebingungan ketika mereka sudah meniup dengan ekstra keras tetapi kantong tak juga mengembang. Alhasil, petugas tersebut mendapatkan job tambahan memandu calon penumpang.

Sebenarnya, petunjuk untuk menggunakan kantong Genose sudah ada. Sayang, petunjuk ini tidak banyak dipahami oleh para calon penumpang terutama mereka yang baru pertama kali melakukan tes ini. Kesulitan utama tentu terjadi saat membuka dan menutup kunci kantong. Untuk itulah, sebenarnya perlu satu petugas tambahan yang khusus memandu calon penumpang sambil memanggil mereka yang hasilnya sudah diketahui.

Alhamdulillah, tes Genose saya hasilnya negatif. Kalau ditotal, ini tes keempat covid saya. Dua kali tes anti bodi saya lakukan saat awal-awal covid dulu dan sekali saat saya ingin swab antigen gegara sakit batuk tak berkesudahan. Hanya perlu 30 menit mulai mendaftar dan menunjukkan kode booking hingga mendapatkan hasil. Waktu yang hampir sama jika kita memilih tes antigen.

Alhamdulillah negatif. Siap berangkat ke Ilo- Ilo city nih wak. Dokumen Pribadi
Alhamdulillah negatif. Siap berangkat ke Ilo- Ilo city nih wak. Dokumen Pribadi
Saya tak kunjung pulang karena ingin "nganyari" alias unboxing Stasiun Malang yang baru saja diresmikan. Sebenarnya, bangunan ini hampir sama dengan bangunan stasiun lain. Hanya saja bentuknya seperti bandara dan ruang kedatangan serta ruang tunggu lebih luas. Sayang, tempat duduknya masih belum banyak terpasang.

Alemong, berasa di bandara ya wak. Dokumen Pribadi
Alemong, berasa di bandara ya wak. Dokumen Pribadi
Banyak calon penumpang yang duduk di selasar atau bergerumbul di sekitar pintu kedatangan. Beberapa kedai makanan juga belum buka. Tidak hanya itu, meski pengelolaan parkir sudah rapi lantaran diambil alih oleh PT Reska, tetapi untuk sementara waktu belum bisa digunakan untuk parkir inap motor. Padahal, parkir menginap sangat ditunggu banyak pengguna karena membantu ketika mendapatkan jam kedatangan dari luar kota pada dini hari.

Masih banyak tenant makanan yang belum buka. Dokumen Pribadi
Masih banyak tenant makanan yang belum buka. Dokumen Pribadi
Oh ya, antara Stasiun Malang sisi timur dan sisi barat ini dihubungkan oleh jembatan. Namun, saya tidak tahu apakah jembatan ini sudah buka. Kalau saya lihat, penumpang masih menggunakan terowongan bawah tanah yang sering digunakan untuk berpindah peron. Ini lantaran kereta saya berangkat dari Surabaya sehingga tidak berangkat dari sisi stasiun baru ini.

Barangkali ada pembaca yang tahu atau pernah menggunakannya. Cerita yuk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun