Keputusan menyelanggarakan kontes kecantikan secara luring diambil oleh Miss Grand International (MGI).
Sebagai kontes kecantikan yang terhitung baru, keputusan MGI menggelar perhelatan tersebut di tengah pandemi amat berani. Pasalnya, kasus covid-19 di seluruh dunia masih cukup mengkhawatirkan. Meski secara global mengalami penurunan, nyatanya dengan adanya varian virus baru, berbagai kegiatan yang mempertemukan banyak orang seakan mustahil untuk digelar.
MGI mengambil langkah berbeda. Jika kontes kecantikan lain yang lebih tua baru mengadakan pemilihan ratunya pada pertengahan dan akhir tahun ini, MGI sudah melakukan karantina bagi para pesertanya sejak awal bulan ini. Sebanyak 60 lebih peserta MGI sudah hadir di Thailand sebagai tuan rumah. MGI pun tidak menggelar pemilihan secara daring seperti yang dilakukan oleh Miss Earth pada akhir 2020 lalu.
Tentu, perhelatan MGI ini cukup menarik perhatian para pageant lover. Betapa tidak, setelah berpuasa hampir setahun lamanya, kini perhelatan akbar bisa disaksikan. Dukungan kepada jagoan negara masing-masing pun mulai bermunculan. MGI kini mulai menahbiskan diri sebagai 3 besar kontes kecantikan dunia padahal usianya masih belum genap 10 tahun.
Perhatian pageant lover tampak pada kedatangan para peserta MGI di bandara Suvarnabhumi Bangkok. Pihak MGI secara eksklusif menayangkan detik-detik kedatangan para peserta yang turun dari pesawat terbang dengan membawa bendera negaranya masing-masing. Mereka pun akan menjalani karantina mandiri selama 14 hari di sebuah hotel sebelum dipertemukan dalam berbagai sesi perlombaan. Selama karantina itu, mereka akan mengikuti kelas dan pembekalan secara daring.
Dengan perhatian yang amat besar dari pageant lover, itu sudah cukup untuk membuat MGI menjaring partisipasi aktif dari mereka. Maka, berbagai voting untuk mendukung negara masing-masing pun digelar. Salah satunya adalah voting kedatangan yang akan memilih 5 besar kontestan dengan nilai tertinggi untuk bisa makan bersama dengan Mr. Nawat Itsaragrisil, sang pemilik dari MGI.
Selain voting tersebut, rencananya voting juga akan dilakukan untuk memilh kostum nasional terbaik dan peserta yang secara otomatis masuk ke babak 10 besar. Nah, kabar gembira dari hasil voting ini, wakil Indonesia, Aurra Kharishma menjadi yang teratas dengan lebih dari 30 juta voting. Posisi Indonesia ditempel ketat oleh Filipina yang pada tahun ini diwakili oleh Samantha Bernardo.
Indonesia memang mengincar juara untuk kedua kali sejak kemenangan perdana pada 2016. Tidak hanya itu, Indonesia juga ingin membuktikan pada dunia bahwa kekuatan pagent di Indonesia sudah mulai bisa diperhitungkan. Selain menang dari sisi vote, wakil Indonesia juga cukup disegani oleh negara lain. Ini juga tak lepas dari kepindahan lisensi Miss Grand Indonesia yang kini dipegang oleh Yayasan Dunia Mega Bintang besutan Ivan Gunawan. Igun -- sapaan akrab Ivan Gunawan -- sudah berusaha sekuat mungkin memoles Aurra selama hampir 8 bulan ini. Tangan dingin Igun dan timnya diharapkan mampu membuat Aurra semakin bersinar.
Namun, meski negara-negara tersebut banyak difavoritkan sebagai juara, sebenarnya jika menilik pada tujuan ajang MGI ini, kontestan dari Myanmarlah yang cukup mencuri perhatian. Pasalnya, Miss Grand Myanmar 2020, Han Lay masih sempat ikut berdemo melawan junta militer Myanmar setelah negara tersebut mengalami kudeta pada awal Februari 2020 lalu.