Walau pandemi belum berakhir, tetapi desas-desus akan penyelenggaraan Miss Universe 2020 sudah banyak beredar.
Kabarnya, gelaran akbar ini akan dihelat pada Februari 2021 di negeri Paman Sam. Puluhan perwakilan dari berbagai negara pun sudah terpilih. Terakhir, wakil dari negara Afrika Selatan yang menjadi juara bertahan terpilih dan cukup membuat para pageant lover di seluruh dunia semakin dag-dig-dug. Akahkah Afrika Selatan kembali mendominasi di ajang ini atau ada negara lain yang bisa mematahkannya?
Tidak hanya mengenai waktu dan pesertanya, akan tetapi mengenai format kompetisi pun juga menjadi pergunjingan. Ada kabar burung yang mengatakan bahwa ada perubahan format kompetisi. Dari yang awalnya per benua, akan dikembalikan ke format sebelum era IMG yakni format penilaian total.
Artinya, kontestan tidak bersaing dengan kontestan per benua, melainkan akan dirangking secara total seluruh kontestan. Dan, menurut beberapa kabar burung, kabarnya peserta yang maju ke babak semifinal pun semakin mengecil. Dari 20 peserta menjadi 15 peserta saja.
Entah, bagaimana format dan penyelenggaraan kompetisi ini nantinya, yang pasti berfokus pada wakil kita Ayu Maulida alias Ayuma adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan. Tak usah berfokus untuk menjatuhkan kontestan dari negara lain, terutama negara Filipina yang sering dilakukan oleh pageant basher. Kita berfokus pada usaha keras yang dilakukan oleh Ayuma.
Ayuma sebenarnya memiliki keunggulan karena ia telah memenangkan gelaran Face of Asia. Gelaran ini tak main-main karena merupakan gelaran model skala asia yang diikuti oleh banyak model dari berbagai negara.
Menjadi juara pada ajang tersebut bukanlah hal mudah. Terlebih, kita tahu sendiri dunia permodelan dunia memiliki persaingan yang amat ketat. Modal kemenangan ini amat berharga bagi Ayuma yang telah berpengalaman dalam mengikuti kompetisi di level dunia.
Ayuma sudah bermodalkan semangat juang yang cukup untuk bisa mengarungi Miss Universe. Dari penuturannya, ia pun juga telah belajar banyak dari kegagalan saat tidak bisa mewakili Jawa Timur pada gelaran Puteri Indonesia beberapa tahun lalu.
Ia juga dikenal sebagai pribadi yang tangguh dan mau belajar serta mendengarkan saran, terutama dari seniornya. Ayuma juga mendapat bantuan dari Elvira Devinamira -- Puteri Indonesia 2014 -- yang pernah mengantarkan Ariska Puteri Pertiwi menjuarai Miss Grand International 2016.
Dukungan penuh dari Yayasan Puteri Indonesia (YPI) juga tak main-main. Berbagai kegiatan pelatihan pun dilakukan Ayuma beserta dua rekannya yang juga akan berangkat ke ajang internasional, yakni Ayusa dan Jihane. Berbagai photoshoot yang menggetarkan jiwa raga pun tak henti-hentinya dilakukan oleh Ayuma.
Meski demikian, beberapa pihak terutama pageant lover masih menilai Ayuma harus banyak memperbaiki diri terutama dalam dua hal, yakni public speaking dan advokasi.
Ini dikarenakan pehelatan Miss Universe berbeda dengan ajang model biasa yang mensyaratkan dua hal tersebut agar pemenangnya dan para pesertanya menjadi role model. Tak sekadar model biasa dan bisa menginspirasi para wanita di seluruh dunia. Sesuai tagline mereka, para pemenang bisa menjadi inspiring and empowering woman.
Melihat public speaking Ayuma sebenarnya cukup bagus. Ia lancar dalam menjawab pertanyaan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Akan tetapi, pada poin tertentu, Ayuma masih terasa belum yakin dengan jawaban yang ia berikan. Bisa dikatakan ada sedikit keraguan ketika menjawab pertanyaan tersebut walau Ayuma tetap berusaha terlihat meyakinkan.
Pun demikian dengan kemampuan bahasa Inggris. Banyak yang membandingkan kemampuan bahasa Inggris Ayuma dengan Frederika. Bagi saya ini tak bisa dibandingkan karena sejak kecil Frederika sudah terbiasa dengan bahasa Inggris dan memang keturunan Inggris. Aksen berbicara Frederika memang sudah terlatih sejak kecil.
Berbeda halnya dengan Ayuma yang sama seperti saya baru belajar bahasa Inggris di bangku sekolah. Aksen bahasa Inggris orang Indonesia terdengar kental. Namun, bagi saya yang mendengarnya masih jelas dan mudah ditangkap. Itu sudah cukup dan masih bisa diasah kembali dalam siswa waktu yang masih ada.
Barangkali, Ayuma bisa belajar untuk berbicara mengenai isu-isu mengenai pendidikan dan wanita. Isu ini banyak sekali diangkat sebagai bahan dalam penilaian Miss Universe. Meski, isu-isu lain pun juga penting. Yang jelas, berlatih public speaking secara kontinyu adalah kunci.
Nah yang menjadi titik fokus selanjutnya dan bagi saya menarik adalah advokasi. Advokasi ini yang membuat peserta Miss Universe tidak dituntut cantik secara fisik tapi juga hati. Advokasi juga yang membuat saya tertarik mengikuti female pageant karena tidak ada pada male pageant.
Ayuma membawa advokasi bertajuk Senyum Desa, Senyum Indonesia. Walau bukan sebagai pendiri dari gerakan ini, Ayuma sudah lama bergerak di dalamnya untuk berusaha mengurangi ketimpangan antara kehidupan anak-anak desa terpencil dengan anak kota terutama di bidang pendidikan.
Ayuma dan rekannya dalam gerakan tersebut terjun ke desa untuk mengajar, memberi layanan kesehatan gratis, membangun taman bacaan hingga berbagi sembako. Dalam gerakan tersebut, mereka juga memberika pemahaman pada para wanita, khususnya ibu muda mengenai pernikahan. Lantaran, di desa masih cukup tinggi tingkat pernikahan dini.
Advokasi ini bagi saya menarik meski belum berfokus pada satu bidang yang dirasa paling penting. Saya mencotohkan dengan advokasi yang dibawa oleh Frederika mengenai pembuatan akta kelahiran.
Bisa saja, Ayuma mencari satu fokus yang sederhana, tetapi berdampak luas bagi masyarakat dan belum pernah diangkat oleh kontestan lain pada panggung Miss Universe. Terlbih, jika advokasi tersebut bisa dilakukan secara berkelanjutan dan tidak hanya sesaat untuk kepentingan ajang ini.
Lalu, bagaimana peluang Ayuma?
Menurut saya, jika untuk menembus babak semifinal, entah 20 besar atau 15 besar Ayuma masih berpeluang besar. Apalagi sash Indonesia saat ini sudah cukup kuat.
Nah, jika ada penilaian speech mengenai advokasi yang dibawa peserta seperti saat penyaringan babak 20 besar ke babak 10 besar, maka Ayuma harus bener-benar berjuang ekstra. Dan jika Ayuma bisa lolos ke babak 10 besar, saya amat yakin Ayuma bisa maju ke babak 5 besar. Kalau, format kompetisi sama dengan tahun sebelumnya.
Alasannya, penilaian penyaringan dari 10 besar ke 5 besar adalah sesi baju renang alias bikini dan evening gown alias gaun malam. Dengan kemampuan catwalk yang dimiliki Ayuma, saya yakin ia bisa menghempas manja -- begitu istilah beberapa pageant lover -- kontestan lain.
Nah, jika sudah masuk babak 5 besar, maka tinggal melihat siapa saja lawan dari Ayuma nanti. Di sini saya tidak bisa memprediksi karena ini berkaitan dengan takdir.
Yang pasti, prediksi saya, Ayuma masih bisa masuk babak semifinal. Jika public speaking-nya meyakinkan dan advokasinya menarik banyak juri, saya yakin ia akan masuk 5 besar. Menjadi wanita Indonesia pertama yang berada pada posisi tersebut.
Walau begitu, semua kembali pada usaha Ayuma dan keberuntungannya. Apapun itu, sebagai pageant lover yang baik, kita tetap mendukungnya agar bisa mengharumkan merah putih. Apapun hasilnya nanti, Ayuma sudah berjuang bagi Indonesia.
Sama halnya dengan para atlet yang berusaha keras demi membawa nama baik negara. Sudah sepantasnya mereka kita apresiasi.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H